NOVA.id - Masih banyak orang yang belum begitu paham apa bedanya vaksin dan obat, sehingga sering kali keduanya disamakan. Padahal ada perbedaan dari keduanya. Untuk mengenali perbedaan keduanya, ada baiknya jika Sahabat NOVA mengenal pengertian vaksin dan obat.
Menurut buku saku info vaksin yang dikeluarkan Satgas Covid-19.go.id, vaksin adalah produk biologi berisi antigen yang bila diberikan pada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara terhadap penyakit tertentu
Sementara itu obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Menurut riset berjudul Vaccines and Drugs: Characteristics of Their Use to Meet Public Health Goals (2015), antara vaksin dan obat memiliki perbedaan dalam hal proses produksi. Dibanding obat, proses pembuatan vaksin lebih kompleks karena memiliki sifat biologis yang aktif menggunakan mikroorganisme.
Baca Juga: Lawan Covid-19, Ini Alat Kesehatan dan Obat yang Harus Tersedia di Rumah
Akibat proses pengembangan yang kompleks, produksi vaksin membutuhkan waktu tunggu yang lama, dengan setiap langkah dan variabel dalam proses standar, terkontrol, divalidasi, dan diuji terlebih dahulu.
Jadi jika ada yang bertanya apakah vaksin Covid-19 adalah obat? Tentu jawabannya vaksin bukanlah obat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit Covid-19 agar terhindar dari penularan ataupun kemungkinan sakit berat.
Sampai saat ini, uji klinis vaksin Covid-19 dibatasi pada umur 18 sampai 59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar Covid-19. Untuk anak-anak sendiri pengembangan vaksin masih direncanakan pada beberapa kandidat.
Termasuk bagi lansia yang berusia 60 hingga 89 tahun terdapat kandidat vaksin yang dapat diberikan untuk mereka.
Baca Juga: Prof Wiku: Pengujian Vaksin Covid-19 Bertahap, Mengutamakan Keamanan dan Efektivitas
Namun, dikarenakan mayoritas kandidat vaksin di dunia saat ini baru diuji cobakan pada orang dewasa usia 18-59 tahun yang sehat, dan akan membutuhkan waktu uji klinis tambahan untuk bisa mengidentifikasi kesesuaian vaksin Covid-19 untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun dengan penyakit penyerta.
Lalu, bagaimana cara vaksin bekerja?
Secara umum, vaksin bekerja dengan merangsang pembentukan kekebalan tubuh secara spesifik terhadap bakteri atau virus penyebab penyakit tertentu. Sehingga apabila terpapar, seseorang akan bisa terhindar dari penularan ataupun sakit berat akibat penyakit tersebut.
Selain bagaimana cara vaksin itu bekerja masih banyak orang juga bertanya-tanya apakah Vaksin Covid-19 memiliki efek samping? Jawabannya secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada serta bergantung pada kondisi tubuh.
Untuk efek samping ringan, seperti demam dan nyeri otot atau ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun perlu dimonitor.
Baca Juga: Bisa Atasi Sembelit, Ini 3 Manfaat Penting Shirataki untuk Tubuh
Melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping yang berat dapat terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan dengan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin.
Soal seberapa ampuh vaksin Covid-19 akan melindungi? Dalam buku saku info vaksin yang dikeluarkan oleh Satgas Covid-19.go.id menjelaskan bahwa efek perlindungan vaksin masih menunggu hasil uji klinis fase III dan pemantauan selesai.
Sejauh ini, berdasarkan hasil uji klinis fase I dan II, vaksin yang tersedia terbukti aman dan meningkatkan kekebalan terhadap Covid-19.
Namun sampai Selasa (3/11/2020) belum tersedia vaksin untuk Covid-19. Untuk itu, selama vaksin yang aman dan efektif belum ditemukan. Sahabat NOVA harus tetap melakukan perlindungan diri dengan selalu menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan jauhi kerumunan, serta rutin mencuci tangan menggunakan sabun.