Tak Lagi Terkendala BIaya, Para Guru Optimis Jalankan Pembelajaran Daring

By Content Marketing, Senin, 30 November 2020 | 12:13 WIB
Tiga guru dan dosen penerima manfaat BSU Ibu Wenny (Guru di Rangkasbitung), Ibu Sri Murni (Dosen di Lampung), dan Bapak Arya (Guru di Jakarta Timur) (kanan atas) berdiskusi mengenai Hari Guru: Mendukung Pendidik Berkarya di Jakarta, Rabu, 25 November 2020. (Covid-19.gov)

Nova.id – Sepanjang tahun ajaran tahun 2020, kegiatan pembelajaran tatap muka seolah menjadi kegiatan yang dirindukan banyak orang. Tidak hanya para siswa yang rindu akan bangku sekolah, tenaga pengajar pun merindukan suasana belajar dan berinteraksi langsung dengan para siswanya.

Bagaimana tidak, adaptasi kebiasaan pembelajaran jarak jauh, membuat mereka harus berpikir lebih keras untuk bisa menyampaikan materi pembelajaran, sehingga para siswa bisa menyerap materi dengan maksimal.

Kondisi ini bahkan dikeluhkan oleh banyak tenaga pendidik. Melalui acara Dialog Produktif menyambut Hari Guru Nasional dengan tema “Mendukung Para Pendidik Tetap Berkarya” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dikutip dari laman Covid.go.id Rabu (25/11).

Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan, Cimahi, Jawa Barat Deswita Supriyatni, menyebut pandemi membuat kegiatan belajar menjadi lebih berat. Terutama ketika diperlukan praktik, mau tidak mau semua harus dilaksanakan secara online. Belum lagi ketika ada mahasiswa yang terkendala koneksi, proses belajar jadi tidak maksimal.

Baca Juga: Agar Bertahan di Masa Pandemi, Ini Strategi Tepat Bisnis Kecantikan

“Semasa pandemi, proses pembelajaran memang tidak optimal. Hambatannya adalah ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet”, ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan, Guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung, Jakarta Timur Arya Wiratman, kondisi pandemi membuat pembelajaran jadi lebih monoton. Para tenaga pendidik pun harus mengemas pembelajaran mirip seperti tatap muka di kelas.

Pembelajaran jarak jauh baik secara virtual dan video pembelajaran, sangat monoton. Meski begitu kami tetap berusaha mengemas pembelajaran mirip seperti saat tatap muka di kelas”, terangnya.

Selain kendala pembelajaran, keduanya pun setuju ketika disinggung akan beratnya biaya internet maupun pulsa untuk belajar daring. Menyisihkan anggaran rumah tangga untuk membeli paket internet, kerap dilakukan guna menjaga proses pembelajaran tetap berjalan.

Baca Juga: Tips untuk Hindari Keramaian di Restoran ala Trinity Saat Masa Pandemi

Terbantu dengan bantuan internet pemerintah

Guna mendukung pembelajaran jarak jauh, Kementerian Pendikan dan Kebudayaan telah memberikan Bantuan Kuota Data Internet bagi tenaga pendidik dan peserta didik. Dengan total 100 GB yang dialokasikan 50 GB setiap bulannya. Kuota internet ini bisa dimanfaatkan oleh setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta.