Meski Pakai Masker, Berada di Kerumunan Tetap Berisiko Tinggi Paparan Covid-19

By Content Marketing, Kamis, 3 Desember 2020 | 21:55 WIB
Ilustrasi kerumunan (Shutterstock)

Nova.id – Virus Covid-19 diketahui dapat menular melalui droplet atau tetesan liur yang dikeluarkan oleh seseorang saat berbicara, batuk, dan bersin. Jika terhirup, droplet yang mengandung virus corona akan masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi orang yang ada didekatnya.

Sayangnya, hingga saat ini masih belum ada obat ampuh untuk mengobati Covid-19. Masyarakat hanya dapat melakukan pencegahan penularan. Salah satunya dengan memakai masker

Meski begitu, penggunaan masker tidak membuat seseorang terlindung sepenuhnya dari virus ini, terutama jika berada di kerumunan banyak manusia.

Epidemiolog sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM), Dr Giovanni van Empel, mengatakan, menggunakan masker bukan berarti tidak dapat tertular virus. Namun, penggunaan masker bisa mengurangi probabilitas tertular saja.

Baca Juga: Masker Berkatup Pernapasan Tidak Ampuh Cegah Corona, Begini Penjelasannya

"(Dengan penggunaan masker di kerumunan), kita hanya mengurangi probabilitas saja dalam semua usaha. Tidak mengeliminasi kemungkinan (tertular) menjadi nol," ujar Giovani seperti dikutip dari Kompas.com (15/11/2020).

Selain itu, masih banyaknya kerumunan di tengah pandemi juga membuat seseorang kesulitan dalam menjaga jarak. Untuk itu, seseorang lebih baik menghindar ketika berada di tengah kerumunan.

"Meski berada di kerumunan, tetap harus pakai masker. Usahakan sebisa mungkin jaga jarak," lanjut dia.

Senada, Ketua Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Budi Haryanto menjelaskan, kombinasi antara penggunaan masker dan jaga jarak merupakan tindakan yang paling efektif untuk mencegah penularan.

Baca Juga: Meski Tak Bersifat Disposable, Masker Kain Juga Ada Usia Pakainya

"Ingat, yang bisa menularkan adalah droplet dari bersin, teriak, batuk, bercakap-cakap. Masker akan efektif melindungi kalau dibantu dengan jarak yang cukup dari lompatan droplet," ujar Budi dikutip dari sumber serupa.

Budi menjelaskan bahwa droplet bisa saja menempel di permukaan lain ketika berada di kerumunan. Misalnya saja di baju, lengan, atau tersentuh dengan tangan. Kondisi ini akhirnya dapat membuat droplet berpindah ke muda atau hidung tanpa disadari.