NOVA.id - Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Puti Karina Puar sudah hobi menggambar.
Saat itu, perempuan yang akrab disapa Puty itu bahkan sudah menjual karya seninya kepada teman-teman di sekolahnya.
Konsisten menekuni hobinya, kini Puty telah menjadi ilustrator muda yang karyanya sudah diakui dunia.
Baca Juga: 3 Ide Bisnis Online yang Bisa Jadi Tambahan Pemasukan di Masa Pandemi Covid-19
Kepada NOVA, Puty mengatakan penghargaan pada gelaran JCS International Young Creative Award pada 2018 lalu adalah hal yang paling mengesankan untuknya.
"Aku merasa nggak nyangka tapi menurut aku apa yang pengin aku sampaikan itu bisa teramplikasi dengan sangat luas dan bisa ke New York juga, diundang ke sana," ujar Puty saat dihubungi NOVA, Jumat (04/11).
Ke depannya, perempuan kelahiran Jakarta, 31 tahun yang lalu itu berharap agar karya-karyanya bisa menyemangati lebih banyak orang lagi.
Baca Juga: Punya 10 Karakter Hebat Ini? Artinya Kamu Termasuk Alpha Woman
"Pengin supaya karya-karya bisa menyemangati lebih banyak orang, bahasa gampangnya go international. Bukan masalah ketenaran, tapi lebih kepada banyak hal atau pesan-pesan yang ingin aku sampaikan, soal perdamaian, pentingnya ibu-ibu untuk mengembangkan dirinya setelah menikah," jelasnya.
Di balik kepiawaiannya dalam menggambar, latar belakang pendidikan Puty ternyata tidak berhubungan dengan bidang yang ditekuninya sekarang.
Puty adalah seorang lulusan jurusan geologi dan pernah bekerja sebagai geologist di perusahaan minyak Perancis selama lima tahun.
Baca Juga: Suara Perempuan, Berikan Inspirasi dan Dukungan Bagi Sesama Wanita agar Lebih Berani dan Mandiri
"Orangtua aku nggak ada background desan grafis atau seni. Mereka menyarankan agar aku ambil jurusan yang prospek untuk kerjanya jelas," cerita Puty.
Setelah menikah dan hamil, Puty memutuskan resign dari tempat kerjanya dan memilih menjadi seorang ilustrator.
"Aku di Balikpapan, suami di Jakarta. Jadi aku memutuskan untuk resign. Di tahun 2014 aku udah mulai (berpikir) kalau nanti harus pulang ke Jakarta dan mungkin nggak bisa kerja kantoran lagi, aku mau kerja apa ya? Di situlah aku memulai menjadi ilustrator," ungkap perempuan yang belajar ilustrasi secara otodidak itu.
Baca Juga: Perempuan, Jangan Lupakan 1 Tahap Perawatan Wajah Ini agar Dapatkan Kulit Glowing Bak Seo Ye Ji
Kini, Puty menjalani karier sebagai ilustrator dan terkadang menerima sponsorship di Instagram dan tak jarang menjadi pembicara dalam suatu workshop.
"Aku tetep ilustrator, konsepnya ada orang yang minta digambari, kita dibayar, atau sistemnya kolaborasi, aku kerja sama dengan perusahaan apa. Mereka mau buat produk pakai gambar aku nanti kita bagi hasil, royalti," ujar penulis komik Persatuan Ibu-Ibu itu.
Selain itu, Puty juga mendirikan komunitas online Bu Ibu Baca Buku Book Club, yang berdiri karena rendahnya minat baca di Indonesia.
Saat mendirikan komunitas ini, Puty ingin meningkatkan literasi ibu-ibu di Indonesia agar anak-anaknya juga bisa memiliki tingkat literasi yang baik juga.
Di balik kesibukannya itu, Puty tentu tak melupakan perannya sebagai seorang ibu dan juga istri.
Ia pun memiliki cara sendiri membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangganya, termasuk mengurus anak.
Baca Juga: Cerita Sedih Denada Lihat Aisha Aurum Teriak Kesakitan Saat Jalani Pengobatan: Dia Sampai Teriak
"Pekerjaan aku lumayan beragam. Jadi kalau aku sih yang pasti aku selalu checklist baik itu bulanan, mingguan, harian. Bulan ini bakal ada apa aja sih, apa yang jadi prioritas."
"Itu bukan hanya untuk kerjaan aja, tapi juga untuk rumah. Misalnya anak aku mau butuh apa, misalnya awal school from home lumayan butuh energi atau atensi, itu aku jadiin prioritas," ucapnya.
Ia mengatakan, segalanya tak akan sulit dilakukan, jika disiplin terhadap to do list yang telah ditetapkan atau dibuat.
Baca Juga: Ibu, Perhatikan 5 Hal Ini agar Anak Bisa Fokus Saat Sekolah Online
"Alhamdulillah nggak sulit sih, lebih ke setiap bulan tantangannya beda-beda aja," sambungnya.
Menurut Puty, seorang ibu yang bisa bekerja merupakan hal yang penting.
"Menurut aku bekerja itu bukan masalah uangnya, tapi rasa berdaya. Kalaupun si istri nggak kerja, setidaknya dia memiliki suatu kegiatan yang membuat dirinya itu merasa berdaya," jelas ibu satu anak itu.
Puty menekankan, yang terpenting adalah perempuan harus bisa merasa senang dan berdaya atas apa yang dilakukan.
"Bukan berarti ibu rumah tangga tak berdaya, tapi mereka merasa berkembang, nggak? Kalau dia merasa senang dan punya goal kalau anak-anaknya sekolahnya bagus, suami saya karirnya bagus, menurut aku kalau mereka merasa senang dan merasa berdaya bagi mereka sendiri, that's fine," papar perempuan 31 tahun itu.
Dengan bekerja, Puty mengatakan, perempuan bisa mendukung finansial keluarga, terutama jika suami mengalami kejadian yang tak terduga dalam pekerjaannya.
Bukan hanya masalah perempuan bekerja atau tidak, Puty mengatakan setiap keluarga juga memiliki cara tersendiri dalam mendidik anaknya.
Bagi Puty dan suami, kompromi merupakan cara mereka dalam mendidik anak.
"Bagi aku, yang namanya parenting atau pola asuh di rumah itu adalah kompromi. Jadi nggak bisa kalau orangtua yang harus terus beradaptasi ke anak, tapi anaknya ga beradaptasi dengan style orang tua," ucap Puty.
"My house, my rule. kalau anak salah, aku bukan tipe yang oh ya harus pengertian. Aku tipe yang kalau di sini, peraturannya begini. Kamu harus ikut," tambahnya.
Selain itu, Puty juga mengungkapkan peran anak di hidupnya.
"Anak aku masih 4 tahun, aku pribadi belum bisa mengatakan peran anak harus yang gitu-gitu, tapi bagi aku sendiri anak itu adalah energi yang membuat hidup jadi ada purposenya," ungkap Puty.
"Aku pribadi dari aku dan suami sebetulnya bahwa anak itu yang penting bisa bermanfaat bagi orang dan tidak merugikan dan mau berbagi," pungkasnya.
Baca Juga: 7 Tips untuk Ibu Hamil agar Tetap Nyaman dan Aman di Masa Pandemi
Menjadi seseorang yang produktif sekaligus menjadi ibu serta istri di keluarga diemban oleh sebagian besar dari kita.
Hari Ibu menjadi momentum untuk meningkatkan peran perempuan dalam memperjuangkan peranan dan kedudukannya yang menggambarkan semangat nasionalisme perempuan berdaya untuk Indonesia maju.
Menyikapi hal tersebut, NOVA berinisiatif menyambut momentum Hari Ibu melalui Suara Perempuan.
Suara perempuan adalah wadah yang diinisiasi oleh NOVA bagi perempuan dari berbagai profesi untuk saling memberi inspirasi, berbagi suara hati, atau menyuarakan pendapat, terkait isu seputar perempuan, serta saling memberikan dukungan bagi sesama perempuan agar lebih berani dan mandiri.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)