Tak Perlu Panik, Siapkan Ini Bila Sekolah Tatap Muka Dimulai

By Dionysia Mayang Rintani, Minggu, 6 Desember 2020 | 17:23 WIB
(ilustrasi) Persiapan sekolah tatap muka (istock)

NOVA.id – Mulai Januari 2021, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan keputusan untuk mengizinkan kegiatan tatap muka di sekolah.

Mengacu kepada keputusan tersebut, tentunya diperlukan kesiapan yang matang bagi semua pihak untuk mempersiapkan secara menyeluruh aspek kesehatan yang dibutuhkan.

Terutama, bagi pelajar yang akan memulai kegiatan tatap muka di sekolah.

Baca Juga: IDAI Tanggapi Kebijakan Sekolah Tatap Muka pada Januari 2021 Mendatang

Banyak kekhawatiran yang muncul bagi masyarakat dan menjadi pertanyaan adalah apakah kita sudah siap untuk mengirim kembali anak kita ke sekolah?

Lalu, apa yang perlu dipersiapkan? Bagaimana sekolah tatap muka jika vaksin belum juga ditemukan?

Beberapa hal menjadi pertimbangan khususnya para orangtua yang harus kembali melepas anaknya berangkat sekolah, lalu bersosialisasi kembali dengan para siswa lainnya, guru, dan banyak lagi orang lain di uar keluarganya yang biasa dijumpainya, dan kelompok teraman saat ini.

Baca Juga: Belajar Tatap Muka 2021, Berikut 6 Daftar Pengecekan yang Harus Disiapkan

Semua kekhawatiran tersebut diulas pada acara wethehealth yang diadakan apotek digital Lifepack & Jovee aplikasi rekomendasi suplemen dan multivitamin.

Kegiatan ini mengambil tema “Wacana Sekolah Tatap Muka pada 2021, Apa yang Perlu Disiapkan?”.

Hadir dalam acara ini, dr. Ajeng Indriastari, Sp.A sebagai dokter spesialis anak yang bergabung dalam aplikasi Lifepack sebagai narasumber.

Baca Juga: Menteri Bintang: Pembelajaran Tatap Muka Wajib Perhatikan Aspek 5 Siap

Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan bagi masyarakat khususnya pelajar yang akan melakukan kegiatan tatap muka di sekolah.

Karena, hingga saat ini virus korona belum juga mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari Worldometers, hingga Rabu (02/12), total kasus Covid-19 di dunia telah mencapai 64.188.964 kasus.

Baca Juga: Sekolah Kembali Dibuka pada Januari 2021, Zaskia Adya Mecca Curhat di Instagram: Kok Deg-degan ya?

Dari jumlah tersebut, sebanyak 549.508 kasus terdapat di Indonesia.

Tren kasus virus korona terus mengalami peningkatan, namun pembukaan sekolah secara tatap muka sudah diberi izin oleh pemerintah.

Dokter Ajeng Indriastari, Sp. A mengungkapkan perlunya banyak pertimbangan dan persiapan matang sebelum memutuskan sekolah tatap muka.

“Memang banyak sekali pro dan kontra yang bermunculan mengenai isu sekolah tatap muka pada 2021,” tuturnya.

Baca Juga: 6 Poin Utama dari Mendikbud Nadiem Makarim Soal Sekolah Tatap Muka yang Dibuka Kembali

Di satu sisi, pembelajaran jarak jauh sudah mulai membuat anak-anak jenuh serta bisa dikatakan hanya efektif pada 15 menit pertama pembelajaran dimulai, selebihnya anak-anak akan terdistraksi dengan kegiatan lainnya.

“Namun di sisi lain, orang tua merasa aman sekolah di rumah untuk menghindari virus corona karena penyebaran virus ini tidak main-main dan sangat mengkhawatirkan.”

Berdasarkan data terkini dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), proporsi anak-anak terinfeksi virus corona sebesar 11,3 persen.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Diperbolehkan Mulai Januari 2021, Ini Syaratnya!

Selain itu, Jurnal dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan risiko anak terkena virus corona lebih rendah 20 kali dari kelompok usia tua.

“Walaupun risiko anak terkena virus corona lebih rendah, bukan berarti kewaspadaan terhadap hal tersebut hilang, karena anak-anak tetap memiliki risiko terinfeksi dan menginfeksi,” jelas dr. Ajeng.

Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai sekolah tatap muka.

Baca Juga: Kemendikbud Rilis Jadwal Masuk Sekolah SD, SMP, dan SMA Tahun Ajaran Baru 2020/2021, Ini Syarat Belajar Tatap Muka

Menurutnya, “Pertama adalah komitmen seluruh pihak untuk memutus rantai penularan. Pemerintah khususnya pemerintah daerah harus menyiapkan aturan protokol kesehatan yang ketat untuk sekolah dengan menyiapkan regulasi bahwa tingkat pendidikan sekolah apa yang akan dibuka.”

“Jika tingkat pendidikan SMA hingga Universitas mungkin bisa diterapkan aturan dengan baik. Justru yang mengkhawatirkan adalah jika dibukanya tatap muka untuk tingkat SD & SMP,” ujar dr. Ajeng.

Dokter Ajeng menambahkan, selain hal tersebut sekolah juga perlu menyiapkan aturan dan Sumber Daya Manusia yang siap.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Dibolehkan, Nadiem Makarim: Asal Ada Persetujuan Orang Tua Murid

”Selain screening protokol kesehatan dari mulai suhu tubuh hingga menerapkan 3M, sekolah juga perlu mengatur jumlah siswa yang akan masuk di dalam kelas,” jelasnya.

Kapasitas bisa dikurangi hingga 25% saja yang bisa belajar di kelas, hal ini penting untuk menjaga jarak bagi setiap anak di kelas.

“Serta guru harus berperan aktif sebagai petugas kesehatan yang sigap. Selain itu, maksimalkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), isi stok obat-obatan generik, bahkan jika perlu siapkan petugas medis seperti dokter yang bertugas di sekolah,” tambahnya.

Baca Juga: Mentok Ngajarin Anak Belajar di Rumah? Les Online Jadi Penyelamat

Namun, setiap sekolah pasti memiliki kapasitas yang berbeda.

“Maka dari itu, pemanfaatan layanan telemedicine untuk berkonsultasi dengan dokter serta layanan apotek digital dapat menjadi alternatif solusi bagi sekolah.”

Lifepack, apotek digital pertama di Indonesia sebagai penyedia layanan obat terlengkap, yang memberikan inovasi untuk penderita penyakit kronis, turut mendukung pemerintah dalam menekan angka penyebaran virus corona.

Baca Juga: Dampingi Anak Belajar dari Rumah, Ekspektasinya Jangan Terlalu Tinggi!

 

 

Layanan pemesanan obat melalui Lifepack serta konsultasi dokter secara gratis dapat menjadi solusi khususnya bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan terbaik.

Selain itu, untuk mempersiapkan anak kembali ke sekolah, tentunya sangat penting memperhatikan dan menjaga sistem imun agar anak-anak tidak rentan terkena paparan virus.

Menjaga sistem imun bisa didapatkan dengan mengonsumsi salah satu produk Jovee yaitu, Calci Kids Friend, paket lengkap hemat 30 multivitamin kunyah rasa buah untuk 30 hari yang terdiri dari multivitamin untuk menjaga sistem imun tubuh yang mengandung antioksidan tinggi.

Baca Juga: Dua Hal ini Perlu Ibu Pahami saat Dampingi Anak Belajar dari Rumah

Tidak hanya itu, kegiatan belajar memerlukan asupan baik bagi kesehatan otak dan saraf anak-anak agar terhindar dari paparan radikal bebas, serta bantu menjaga pembentukan dan fungsi otak sehingga dapat meningkatkan performa belajar pada anak.

Untuk mendapatkan asupan tersebut yang perlu diperhatikan adalah asupan Omega 3 dari minyak ikan yang baik, terdiri dari EPA dan DHA, yang seluruhnya bisa didapatkan dengan mengonsumsi produk Smart Kids dari Jovee.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)