1000 Hari Pertama Kehidupan Anak Tak Bisa Diabaikan, Begini Kata Dokter

By Alsabrina, Jumat, 18 Desember 2020 | 16:02 WIB
(Ilustrasi) 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak (iStockphoto)

NOVA.id - Selama pandemi Covid-19 di Indonesia, ternyata angka kehamilan naik signifikan.

Salah satu hal yang mendasarinya adalah menurunnya jumlah pengguna kontrasepsi saat pandemi Covid-19.

Ya, seperti yang kita tahu, wabah virus corona memang masih terjadi di Indonesia. Hal ini membuat kita harus terus #ingatpesanibu dan lakukan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun.

Baca Juga: Selamat! Dinda Hauw Hamil Anak Pertama, Rey Mbayang: Aku Mau Jadi Ayah

Tak hanya itu, sebisa mungkin kita selalu di rumah saja dan jika harus keluar rumah dalam keadaan mendesak, kita harus selalu lakukan protokol kesehatan.

Rupanya, banyaknya pasangan suami istri berada di rumah saja membuat angka kehamilan naik signifikan.

Tentu, ini menjadi tantangan tersendiri saat hamil di tengah pandemi seperti sekarang ini. Walau begitu, bumil harus selalu memberikan asupan gizi dan nutrisi yang baik untuk si kecil.

Baca Juga: Gara-Gara Posting Ini di Instagramnya, Perut Buncit Tata Janeeta Dikomentari Netizen

Hal ini harus dilakukan semenjak 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak.

Kapan waktu tepat untuk disebut 1000 hari kehidupan?

dr. Miza Afrizal, BMedSc, SpA, MKes, Dokter Anak dari Klinik Kecil dalam diskusi virtual yang diadakan Zwitsal, Kamis (17/12/20) mengatakan bahwa 1000 hari dimulai dari masa kehamilan hingga 2 tahun kelahiran.

Baca Juga: Sepakat Tunda Punya Anak di Awal Pernikahan, Syahrini Kini Lancarkan Kode Keras Ingin Hamil ke Reino Barack

"Samakan persepsinya dulu ya. Seribu hari itu bukan 3 tahun umur anak. Seribu hari dihitung dari 9 bulan masa kandungan ditambah 2 tahun kelahiran," ujar dr. Miza Afrizal.

1000 HPK ini menjadi begitu spesial karena hal tersebut adalah periode emas di mana organ-organ tubuh, terutama otak yang tengah berkembang pesat.

"Jadi, kalau ada sesuatu yang kurang benar dari segi apapun di 1000 HPK ini, misalnya nutrisi, stimulasi, dan lain-lain, maka kerusakannya bersifat irreversible, alias tidak bisa diubah lagi.

Baca Juga: Telantarkan Nadya Mustika yang Sedang Hamil, Rizki DA Tak Terima Disebut Suami yang Tak Bertanggung Jawab

"Jadi sebisa mungkin, jaga anak sebaik-baiknya dari mulai di dalam kandungan sampai usia 2 tahun," katanya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa aspek 1000 HPK itu terbagi menjadi 3 major factor, yaitu asuh, asih, dan asah.

"Asuh itu kebutuhan biomedis yang terutama nutrisi. ASI dan MPASI. Mendapat imunisasi juga. Ada kebersihan juga.

Baca Juga: 7 Tips untuk Ibu Hamil agar Tetap Nyaman dan Aman di Masa Pandemi

"Asih itu adalah kebutuhan kasih sayang, seperti ya disayang, diberi pujian.

"Dan Asah itu adalah stimulasi. Kalau sudah mendapat nutrisi dan kasih sayang, asih dan asuh sudah baik, tidak akan ada artinya jika anak tidak terstimulasi dengan baik," ujar dr. Miza.

Namun, yang disayangkan dr. Miza adalah stimulasi anak yang semacam dijadikan kompetisi untuk sang ibu.

Baca Juga: Bagaimana Gejalanya Jika Ibu Hamil Positif Terinfeksi Covid-19?

Banyak yang membandingkan anaknya sendiri dengan anak lain padahal kemampuan anak berbeda-beda.

"Pertama yang harus saya ingatkan adalah anak itu berbeda. Trend yang saya lihat sekarang anak dijadikan kompetisi," ujar dr. Miza.

Lebih lanjut, dr. Miza memberi contoh soal kemampuan anak untuk bisa duduk.

dr. Miza Afrizal, BMedSc, SpA, MKes, Dokter Anak dari Klinik Kecil dalam diskusi virtual yang diadakan Zwitsal, Kamis (17/12/20) . (dok. Zwitsal)

Baca Juga: Tiga Artis Ini Bagikan Tips Hamil Sehat di Tengah Pandemi Covid-19

Misal, kemampuan anak untuk bisa duduk itu normalnya ada di rentang usia 4-7 bulan. Menurutnya, antara anak yang bisa duduk di usia 4 bulan dengan anak yang baru bisa duduk di usia 7 bulan, tidak bisa dibandingkan bahwa yang satu lebih pintar dan yang lain terlambat. Jadi, para orangtua sebaiknya tidak membanding-bandingkan kemampuan anak.

"Stimulasi anak tidak bisa disamakan. stimulasi sesuai dengan kemampuan anak. Jangan paksakan apabila anak belum mampu," beber dr. Miza.

Lebih jauh, dr. Miza juga memberikan saran "mainan" yang baik untuk anak 0-6 bulan.

Baca Juga: Awas, Ngidam Makanan Asin Ternyata Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan Ibu Hamil

 

 

"Sering orangtua bertanya, mainan apa yang paling bagus untuk stimulasi anak? Saya jawab bahwa mainan yang paling bagus untuk anak sebelum usia 6 bulan adalah orangtuanya sendiri. Main bersama anak, bercanda, anak diajak ngobrol," pungkas dr. Miza.

Ya, ini akan bermanfaat untuk tumbuh kembang anak dan memperkuat bonding antara orang tua juga.

Kesehatan tak bisa tercapai jika kita tidak melakukan 3M dan #ingatpesanibu, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun di masa pandemi seperti sekarang.

Baca Juga: Ibu Hamil Terkena Covid-19, Bisakah Tularkan ke Janin? Ini Kata Dokter

Jadi, jangan sampai kita abai karena bisa membahayakan keluarga kita.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)