NOVA.id - Penyakit kardiovaskular memang menjadi hal menakutkan untuk kita semua.
Terlebih, bila kita mengalami diseksi aorta yang menjadi salah satu jenis penyakit kardiovaskular mengerikan.
Diseksi aorta atau DA sendiri merupakan kondisi saat lapisan dalam pembuluh darah aorta robek dan terpisah dari lapisan tengah dinding aorta.
Pada beberapa kasus, gejala mirip serangan jantung seperti rasa nyeri dada dan sesak nafas juga bisa timbul karena diseksi aorta, atau robeknya pembuluh darah yang bernama aorta.
"Pembuluh darah yang besar ini bisa mengalami robekan dan menimbulkan keluhan yang bermacam-macam," kata Dokter Jantung, Spesialis Intervensi Kardiologi dan Vaskular, Dokter Suko Ardiarto dari Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital.
Pembuluh darah aorta, merupakan pembuluh darah yang paling besar di tubuh kita dan terletak memanjang dari jantung hingga ke bagian perut bawah.
Baca Juga: Jaga Imun Tubuh Selama Musim Hujan dan Pandemi dengan 5 Kebiasaan Ini
Aorta berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Robekan yang terjadi pada cabang aorta yang menuju pembuluh darah ke otak, juga bisa menimbulkan gejala menyerupai stroke.
Meski masih jarang diketahui orang, namun penyakit ini bisa menjadi mematikan jika terlambat ditangani.
Baca Juga: Benarkah Konsumsi Multivitamin Picu Gagal Ginjal? Ini Penjelasannya
Untuk mengatasi penyakit diseksi aorta ini, salah satu langkah yang direkomendasikan adalah operasi hybrid.
Berbeda dengan operasi jantung lain, operasi jenis ini mempunyai derajat pengawasan intensif yang lebih kompleks.
Meski begitu, tim dokter dari Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital mengatakan ada beberapa manfaat operasi hybrid bagi pasien.
Baca Juga: Manfaat Biji Ketumbar untuk Kesehatan dan Kecantikan, Salah Satunya Atasi Rambut Rontok
Di antaranya seperti tindakan diagnostik, intervensi dan pembedahan dilakukan pada saat yang sama, tingkat keamanan dan hasil klinis yang lebih baik, mencegah penundaan tindakan, juga pemulihan yang lebih cepat.
"Operasi jenis ini mempunyai derajat pengawasan intensif yang lebih kompleks, antara lain adanya perubahan klinis yang sering kali tidak berhubungan dengan fungsi organ yang terlibat. Melainkan disebabkan oleh manuver operasi yang dikerjakan sebelumnya. Inilah sebabnya, harus ada komunikasi intensif antara tim ICU dan dokter bedah," kata dia.
Sebelum operasi, bius umum atau induksi harus dilakukan dengan akurasi yang sangat tinggi.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Munculnya Keringat di Malam Hari Bisa Disebabkan oleh Penyakit Tertentu
Sebab, kesalahan dosis sedikit saja dapat meyebabkan komplikasi untuk pasien.
Komplikasi dapat berupa kematian, perdarahan atau ketidakstabilan hemodinamik yang pada akhirnya akan mempersulit proses operasi.
Yang membedakan operasi ini dengan lainnya, adalah operasi ini melibatkan banyak ahli, alat yang canggih, juga strategi khusus yang harus dilakukan.
Baca Juga: Makan Malam Bisa Sebabkan Obesitas Jika Melanggar Ketentuan Ini
Misalnya dengan melibatkan sekitar 10 staf ahli dalam tindakan pembedahan, suhu tubuh terlebih dahulu diturunkan hingga 23° celcius, juga diberikan aliran darah tambahan untuk mencegah kerusakan organ saat aliran darah dihentikan.
Berdasarkan pengalaman, tim dokter dari Heartology Cardiovascular Center, Brawijaya Hospital mengklaim telah melakukan operasi hybrid pertama di Indonesia.
Seorang pasien perempuan yang berusia 68 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada, sesak napas dan memiliki riwayat penyakit stroke.
Baca Juga: Sederet Manfaat Zinc atau Zat Seng untuk Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Hasil CT scan menunjukkan kombinasi diseksi aorta dengan robekan dari pangkal aorta jantung hingga ke aorta di perut.
Robekan yang ada menimbulkan gejala nyeri dada mirip dengan serangan jantung.
Selain itu, robekan juga melibatkan cabang aorta yang menuju pembuluh darah ke otak sehingga gejala yang muncul menyerupai stroke.
Dari hasil diskusi tim Dokter Heartology yang terdiri dari Dokter Jantung dan Bedah Jantung, diputuskan untuk melakukan Operasi Hybrid, yang terdiri dari tiga prosedur.
Baca Juga: Begini Caranya Memilih Suplemen untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh
Meliputi Total Arch Replacement yakni penggantian bagian aorta ascenden dan arcus aorta dengan menggunakan prostetic graft (graft buatan), Elephant Trunk yakni pemasangan graft untuk mempermudah prosedur stenting selanjutnya, juga Thoracic Endovascular Aortic Repair (TEVAR) yakni pemasangan stent graft pada descending aorta.
"Dengan operasi hybrid ini, kita lakukan pengecekan semua bagian dari aorta yang mengalami kelainan. Dengan demikian, komplikasinya akan jauh lebih rendah, kedua angka harapan hidupnya pasti lebih tinggi karena bagian dari aorta yang robek itu itu gak ada lagi, dan resiko dibius kedua kalinya juga rendah," tambah Dicky Aligheri Wartono, Dokter Bedah Jantung dan Vaskular, sub-spesialisasi Thoraks, Kardiak dan Vaskular.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)