Virus ini sendiri pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada Maret 2020 lalu.
Namun berdasarkan penemuan Eijkman Institute, varian N439K sudah ada di Indonesia sejak akhir tahun 2020 lalu.
Sampai pada Januari 2021, varian ini terdeteksi di lebih dari 30 negara di seluruh dunia.
Sebenarnya, mutasi virus ini tidak memiliki ciri khusus yang membedakannya dari virus biasa.
Kendati demikian, N439K menunjukkan beberapa resistensi terhadap antibodi yang diambil dari pasien yang telah pulih dari virus.
Ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan virus untuk menyebabkan infeksi berulang.
Baca Juga: Pakai Tali Masker Ternyata Bahaya, Satgas Covid-19 Beri Solusi Ini