Inspiratif! Bisnis Hijab Mengantarkan Pasangan Ini Raih Omzet Miliaran

By Tentry Yudvi Dian Utami, Rabu, 24 Maret 2021 | 07:00 WIB
Pernah Dipecat Sampai Bangkrut, Bisnis Hijab Menghantarkan Pasangan Ini Raih Omzet Miliaran ()

NOVA.id - Brand hijab terlengkap dan terpercaya di Indonesia, Bugis Hijab, dikenal sebagai brand Muslimah yang menyediakan puluhan jenis hijab dengan ratusan varian warna yang berbeda.

Founder Bugis Hijab, Riska atau yang akrab disapa Chika Ariska mengatakan, Bugis Hijab merupakan brand pakaian Muslim yang memiliki semangat pemberdayaan perempuan Tanah Air.

Perempuan kelahiran Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan tersebut bercerita, ia memulai bisnis hijab pada 2017, sesaat setelah dipecat dari toko tempatnya bekerja.

Baca Juga: Komunitas Motherhood LYFE, Saling Bahu Membahu dalam Pemberdayaan Ibu dan Perempuan

"Saat itu saya pulang ke Belawa, Wajo, untuk menikah. Setelah menikah saya dipanggil oleh bos dan tiba-tiba saja dipecat tanpa alasan yang jelas," kata Chika menuturkan kisahnya.

Kembali ke tahun 2008, Chika yang saat itu masih sangat belia nekat merantau ke Jakarta karena ingin mengubah nasib ibu dan saudara kandungnya di kampung halaman.

Chika dan keenam saudaranya terbiasa hanya makan nasi dengan garam karena tak memiliki apa-apa termasuk tanggung jawab ayah sebagai kepala keluara.

Ia juga bercerita bagaimana dirinya datang ke Jakarta hanya mengantongi uang saku sebesar Rp500 serta janji akan mendapat pekerjaan di sebuah toko di kawasan Tanah Abang.

Baca Juga: Inspirasi Bisnis dari Bigzoo, Omzet Meningkat Tajam Saat Pandemi

Saat itu, sang ibu sempat menentang keputusannya merantau karena hanya memiliki bekal ijazah setara SMP. 

"Ibu saya bilang untuk apa ke Jakarta, mau jadi pelacur? Ucapan itu keluar karena ibu tahu Jakarta itu kota yang keras. Apalagi saya perempuan dan masih remaja. Tapi saya terus bertekat tetap mau ke Jakarta untuk mengubah nasib saya dan keluarga," lanjutnya.

Sesampainya di Jakarta, perempuan yang kini berusia 28 tahun tersebut bercerita bagaimana dirinya harus bekerja dari pagi sampai malam, menjaga toko dengan gaji Rp250 ribu per bulan.

Baca Juga: Pilih Lokal Aja: Kisah Mega Puspita Berhasil Bawa Studio Dapur Sampai New York

Saat bekerja pun, Chika mengaku kerap mendapat pengalaman tak mengenakkan mulai dari dituduh yang tidak-tidak sampai terpaksa makan makanan sisa karyawan toko lainnya.

"Sampai saya pernah makan makanan sisa teman-teman karena belum menerima gaji bulanan," lanjutnya.

Namun semua berubah dengan kerja keras ketika Chika menunjukkan dirinya adalah sosok karyawan yang tekun hingga menyandang status sebagai anak emas dan dipromosikan sebagai kepala toko.

Baca Juga: Berbagi Seragam Sekolah untuk Anak di Pelosok, Ali Charisma Donasikan Koleksi Busana

Di tahun 2017 atau hampir 10 tahun bekerja sebagai karyawan toko, Chika harus menelan pil pahit saat merima status pemecatan dirinya, sesaat setelah melepas masa lajang.

Tak mau lama-lama bersedih, Chika dan suami --Arwin Burhan, mencoba peruntungan dengan berjualan hijab di sebuah toko sepetak berukuran 2x2 meter di Thamrin City, Jakarta Pusat dengan modal uang pesangon yang ia dapat dari bos pemilik toko tempat awal ia bekerja.

"Saat itu saya jualan hanya setengah toko dan boleh berjualan hanya di hari-hari tertentu selain hari Senin dan Kamis, hari di mana toko biasanya ramai. Ketika bukan hari berjualan, barang harus dipindah ke gudang padahal saat itu saya sedang hamil muda anak pertama," lanjut Chika.

Baca Juga: Kisah Paulina Purnomowati yang Berhasil Lolos ke Ajang Reality Show Asia, The Apprentice: ONE Championship 

Bukan tanpa rintangan, Chika mengatakan bagaimana ia kerap dipandang sebelah mata dan sulit mendapatkan barang importir saat awal-awal berjualan. Belum lagi nasib malang yang menimpa suami.

Arwin sang suami, yang juga seorang perantau kelahiran Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan datang ke Jakarta pada akhir 2013 dengan hanya membawa uang saku sebesar Rp300 ribu.

Sesampai di Jakarta, Arwin sempat menumpang hidup di rumah salah satu sahabatnya yang memiliki usaha konveksi rumahan. 

Baca Juga: Kisah Paulina Purnomowati yang Berhasil Lolos ke Ajang Reality Show Asia, The Apprentice: ONE Championship 

Arwin juga kerap berbohong kepada keluarga di kampung dan mengatakan bahwa ia sudah makan enak di Jakarta. "Kenyataannya saya hanya makan tempe goreng. Saya berbohong demi menyenangkan ibunda," kata Arwin.

Sebulan menumpang dan makan seadanya di rumah kolega, perlahan usaha konveksi sahabatnya itu menurun dan hampir gulung tikar.

"Saat itu dia hampir putus asa. Tidak tahu mau buat apa lagi dan uang tinggal Rp5 juta. Saya kemudian punya ide untuk membuat kemeja. Saya tahan satu penjahitnya, lalu pergi ke penjual bahan untuk membuat kemeja. Barang habis, dapat uang Rp7 juta lalu saya putar lagi uang Rp7 juta itu sampai akhirnya konveksi tidak jadi tutup," tambah lelaki yang besar di Kendari, Sulawesi Tenggara itu.

Baca Juga: Profil Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Masuk Google Doodle Hari Ini

Setelah empat tahun berbisnis bersama sahabatnya, Arwin memutuskan untuk membuat brand fesyen sendiri dan memiliki toko di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sayang, usaha pakaiannya terpaksa gulung tikar. Saat itu, kata Arwin, ada dua faktor utama mengapa ia mengalami kegagalan. Pertama adalah karena terlalu fokus dengan Bugis Hijab dan kedua, karena memiliki tim yang kurang kompeten di bidangnya.

"Tapi mulai saat itu, kami akhirnya berpikir untuk mengembangkan bisnis hijab yang memang memiliki pasar yang sangat besar," tambah Arwin Burhan.

Baca Juga: Profil Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Masuk Google Doodle Hari Ini

Sama-sama berjuang dari bawah, baik Chika maupun Arwin merupakan wujud nyata kerja keras yang tidak mengkhianati hasil. 

Chika melalui brand Bugis Hijab telah memiliki tiga toko offline. Arwin kemudian memiliki ide untuk membuat toko online sebagai solusi bertahan di tengah pandemi Covid-19. 

Akhirnya satu toko offline ditutup, dan dialihkan sebagai toko online Bugis Hijab yang berdiri hingga saat ini. Berkat go online, omzet Bugis Hijab naik pesat hingga miliaran dan memiliki lebih dari 70 karyawan.

Brand Bugis Hijab bisa ditemui di toko offline Lantai 5 Blok A12 No. 11, Lantai 5 Blok F11 No. 17 di Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat serta platform belanja online Shopee.co.id/bugishijab dan Instagram @bugishijabofficial.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)