Tentunya dengan mendapatkan juara kedua di kompetisi nasional ini memotivasi kami untuk melakukan yang lebih baik di kompetisi internasional nanti,” cerita Jeanette Tanumihardja, salah satu pembuat aplikasi Hestia dari tim Aegeus.
Rancangan aplikasi yang dibangun oleh para peserta memasuki tahap penjurian pada awal bulan April 2021.
Beberapa hal yang akan dinilai oleh para tim juri diantaranya adalah demo video dari aplikasi yang dibuat, rencana bisnis, serta pitching video.
Baca Juga: Tren Bayi Tabung untuk Dapatkan Bayi Kembar, Bagaimana Faktanya?
Lima aplikasi terpilih melakukan presentasi terbuka pada 10 April 2021 melalui pertemuan secara online.
Penilaian dalam Technovation Girls Challenge Indonesia dilakukan oleh juri-juri ahli yang memiliki latar belakang bisnis dan teknologi: Tessa Wijaya (Co-founder & COO, Xendit), Shiyan Koh (Partner, Hustle Fund VC), Puput Hidayat (AVP Product, Tokopedia), Santi Novani (Dosen SBM ITB), Felicia Kawilarang (VP Marketing Communications, Halodoc), Davida Gondohusodo (Co-founder SWE Affiliate Jakarta), Alex Broekman (VP Strategy, Hacktiv8), Melati Tobing (GE Women’s Network Chairwoman Indonesia), dan Jemmy Chayadi (Director of Strategy & Sustainable Development, Djarum Foundation).
Kompetisi nasional Technovation Girls Challenge Indonesia dimenangkan oleh aplikasi Biophilia dari tim Thriving 5, perusahaan sosial yang bertujuan meminimalisir penggunaan plastik yang berlebihan oleh konsumen dengan memberikan diskon kepada konsumen yang membawa peralatan belanja sendiri.
Baca Juga: IVF, Solusi Medis dengan Teknologi Terkini untuk Hadapi Masalah Infertilitas