NOVA.id - Sebagian dari kita mungkin merasa bisa melakukan banyak hal secara bersamaan alias multitasking.
Kita merasa bahwa dengan melakukan sejumlah tugas secara bersamaan, kita dapat menjadi lebih produktif dan menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.
Padahal faktanya, manusia tak bisa melakukan banyak tugas sekaligus dan multitasking pada dasarnya adalah perpindahan otak secara cepat dari satu tugas ke tugas lainnya.
Baca Juga: Kebiasaan yang Sering Dianggap Sepele Bisa Merusak Otak, Salah Satunya Multitasking
Jadi, ketika kita belajar sambil menonton acara televisi dan berpikir bahwa kita melakukan keduanya dengan baik, kita sebenarnya tidak melakukan dengan efektif terhadap keduanya.
Dilansir dari Entrepreneur, berikut ini 3 alasan mengapa multitasking sebenarnya bukanlah hal yang baik.
Apa saja?
Baca Juga: 8 Cara Sederhana Jadi Orang yang Multitasking dalam Urusan Pekerjaan
1. Multitasking meningkatkan stres
Mencoba fokus pada lebih dari satu tugas pada satu waktu memberi tekanan pada otak.
Otak kita dirancang untuk berkonsentrasi pada satu tugas pada satu waktu.
Namun, karena tekanan tambahan untuk beralih dari satu tugas ke tugas lain, otak membutuhkan lebih banyak waktu untuk melakukan tugas tersebut.
Baca Juga: Tak Ingin Stres Saat Menjadi Multitasker? Ini Dia 6 Tips Mudahnya
Hal ini bisa menyebabkan stres karena tugas-tugas saat ini membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang biasanya kita lakukan untuk menyelesaikannya.
Menetapkan terlalu banyak tujuan pada satu waktu bersamaan dan multitasking untuk mencapainya lebih merugikan daripada menguntungkan.
Saat kita bekerja, berkonsentrasilah pada satu hal, selesaikan, dan baru kemudian lanjutkan ke tugas berikutnya.
Baca Juga: Awas, Begini Dampaknya Ajarkan Anak Menjadi Seorang Multitasker
2. Multitasking melemahkan memori
Multitasking diketahui sering merusak memori kita.
Ya, kehilangan memori sangat umum di antara mereka yang melakukan banyak tugas dalam satu waktu.
Otak kita tidak dirancang untuk menangani terlalu banyak tugas pada waktu yang bersamaan.
Baca Juga: Stres pada Ibu Hamil Bisa Berefek Jangka Panjang, Ini Penjelasannya
Selain itu, saat kita sedang bergelut di antara dua aktivitas yang berbeda, kita tidak memerhatikan salah satunya.
Jadi apa pun yang kita lakukan atau pelajari, kita tidak akan bisa mengingatnya dengan baik di kemudian hari.
Kehilangan memori jangka pendek adalah fenomena biasa, tetapi waspadalah!
Multitasking bahkan dapat merusak memori permanen kita.
Baca Juga: 3 Cara Hapus Memori WhatsApp yang Penuh, Selamat Tinggal HP Lemot!
3. Multitasking membunuh kreativitas
Saat melakukan banyak tugas, perhatian kita beralih dari satu masalah ke masalah lain yang menyebabkan kita tidak dapat berkonsentrasi pada masalah tertentu pada satu waktu.
Kita mungkin dapat mengerjakan banyak tugas sekaligus, tetapi kita akan benar-benar berjuang dalam tugas-tugas yang membutuhkan pemecahan masalah yang serius.
Hal ini karena otak kita menjadi terbiasa dengan tugas-tugas yang berpindah-pindah, sehingga kita tidak bisa berkonsentrasi pada satu hal dengan konsentrasi penuh.
Baca Juga: Dukung Kreativitas Anak, Yuk Sulap Kamar Tidur Jadi Lebih Hidup
Pekerjaan yang menuntut kekreatifan sangat terpengaruh jika kita melakukan banyak tugas secara bersamaan. Untuk benar-benar menyelesaikan pekerjaan itu, kita membutuhkan perhatian dan dedikasi yang tunggal dan tidak boleh dilakukan dengan cara multitasking.
Misalnya, jangan memeriksa obrolan atau email saat mengerjakan masalah yang sulit.
Solusinya, Sahabat NOVA dapat beristirahat terlebih dahulu, membalas obrolan dan kemudian melanjutkan kerja lagi.
Singkatnya, multitasking berdampak buruk bagi produktivitas dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Hindari beralih mengerjakan tugas lainnya dan berkonsentrasilah hanya pada satu hal pada satu waktu.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)