Sering Terjadi, Inilah Kekeliruan yang Muncul Tentang Imunisasi

By Dionysia Mayang Rintani, Jumat, 30 April 2021 | 19:06 WIB
Sering Terjadi, Inilah Kekeliruan yang Muncul Tentang Imunisasi (istock)

NOVA.id – Memperingati Pekan Imunisasi Dunia 2021 pada 23-29 April, Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia (BSI) mengadakan talkshow bertajuk Imunisasi Menyatukan Kita.

Melalui talkshow ini, Yayasan BSI bermaksud untuk menyebarkan pesan positif mengenai imunisasi dan vaksinasi.

Pada acara tersebut Ketua Yayasan BSI, dr. Meta Melvina, mengatakan, “Kita dari kecil sudah diajarkan mindset pencegahan.”

Baca Juga: Catat! Ini Pentingnya Imunitas Tubuh, Meski Sudah Divaksinasi

“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun pada kenyataannya banyak dari kita yang sampai saat ini masih menunda-nunda pencegahan, salah satunya menunda-nunda vaksinasi.”

Menurutnya, kondisi pandemi memperparah pemahaman yang salah ini. 

Pandemi menjadi alasan bagi banyak orang untuk menunda imunisasi dan vaksinasi.

Baca Juga: Layanan Home Care dan Home Delivery Permudah Lansia Dapatkan Vaksin

Ini memprihatinkan karena imunisasi dan vaksinasi dibutuhkan untuk melindungi kalangan masyarakat hight risk seperti misalnya anak kecil dan lansia.

Tidak hanya itu, herd immunity yang didapat melalui cakupan imunisasi dan vaksinasi yang tinggi, mampu menjaga orang-orang yang tidak dapat divaksin seperti misalnya mereka yang menyandang kondisi immunocompromised, istilah yang digunakan untuk mereka dengan sistem imunitas lemah dan tidak berfungsi dengan semestinya.

Padahal dengan mudahnya fasilitas dan terjangkaunya harga vaksin saat ini, seharusnya pandemi tidak menjadi alasan.

Baca Juga: Tak Sekadar Sampai di Tujuan, Vaksin Covid-19 Harus Dipastikan Aman hingga Digunakan

“Disuntik imunisasi atau vaksin kan sebentar juga selesai, tidak perlu lama-lama. Di faskes, imunitas bisa kita dapat dengan cepat, ” tambahnya.

Pembicara ahli lainnya dalam acara tersebut, Prof. Dr.dr Soedjatmiko Sp.A(K), M.Si, yang juga merupakan sekretaris dari Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengamini hal ini.

“Masih banyak masyarakat yang termakan kabar bahwa miring bahwa imunisasi berbahaya,” jelasnya.

Baca Juga: Nicholas Saputra Tak Ambil Jalur Istimewa dan Rela Antri saat Vaksin, Netizen: Memang National Treasure!

Ini membuat banyaknya anak-anak SD di Indonesia yang imunisasinya belum lengkap.

“Padahal semua negara, tidak hanya di Indonesia saja melakukan imunisasi. Seluruh dunia mengakui bahwa imunisasi itu aman dan efektif, ” ujarnya.

Profesor yang juga akrab disapa dengan panggilan Prof Miko tersebut menambahkan, jika ada oknum yang dengan sengaja memprovokasi supaya anak-anak Indonesia tidak mendapatkan vaksin, justru itu adalah tindakan yang sangat kejam.

Baca Juga: Luncurkan Sentra Vaksinasi, Prudential Indonesia Targetkan 45.000 Peserta

 “Jika kita menemukan orang-orang yang menyebarkan informasi tidak benar seperti itu, jangan dibantah dan jangan dilawan karena orang-orang itu akan ngeyel. Langsung laporkan saja ke Dinas Kesehatan atau ke Menkominfo,” tambah Prof. Miko.

Beliau mengatakan bahwa dalam menerima vaksin untuk diedarkan, setidaknya 2 poin selalu menjadi perhatian utama.

Yang pertama, vaksinnya aman atau tidak, dan yang kedua adalah tingkat efektivitas.

Baca Juga: 2 Jenis Vaksin Ini Diklaim Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Bila tidak terbukti aman, proses untuk mendapatkan izin edar tidak akan dilanjutkan.

“Jika suatu vaksin sudah diizinkan beredar di masyarakat, itu artinya sudah melalui proses yang panjang dan lama sekali. Saya kemarin di BPOM mengkaji data dari sebuah vaksin yang akan masuk ke Indonesia, datanya kurang sedikit saja, kita tak mau terima untuk diedarkan di Indonesia.”

Pada acara tersebut, Zaskia Mecca Bramantyo juga hadir sebagai salah satu narasumber.

Baca Juga: Hoaks Vaksin Bikin Gampang Tertular Virus Corona, Ini Penjelasan Kemenkes

Aktris yang juga merupakan ibu dari 6 orang anak tersebut mengatakan bahwa vaksinasi adalah sebuah bentuk ikhtiar sebagai orang tua dalam menjaga kesehatan keluarga.

“Vaksinasi adalah investasi untuk anak untuk jangka panjang. Investasi itu tidak selalu berbentuk uang. Bisa juga berbentuk ilmu dan juga kesehatan. Dan vaksinasi adalah investasi untuk menjaga kesehatan anak-anak kita.”

()

Menurutnya, pemerintah sudah melakukan hal yang tepat dengan mencanangkan program-program yang mendukung vaksinasi.

Baca Juga: Lawan Covid-19, Global Prestasi School Gelar Program Vaksinasi

 

 

“Catatan vaksinasi juga sekarang sudah menjadi hal penting yang harus dilampirkan bersamaan dengan akta lahir dan kartu keluarga setiap anak mau daftar sekolah. Dan ini tidak hanya di Indonesia. Jadi tidak hanya sebagai ikhtiar menjaga vesehatan, vaksinasi ini juga harus diperhatikan oleh para orang tua yang memiliki mimpi bagi anak-anak nya untuk dapat sekolah di luar negeri,” tambahnya.

Acara ini ditutup dengan closing statement dari dr.Meta dan Prof.Miko. Keduanya mengatakan bahwa tren vaksinasi masih harus tetap digencarkan.

Baca Juga: Disebut Kebal Vaksin, Varian Virus Corona N439K Terdeteksi di Indonesia

“Saat ini karena sedang gencar tentang vaksinasi covid, semua perhatian orang tertuju kesana. Tapi kita jangan lupa bahwa ada vaksinasi lainnya juga yang berfungsi mencegah kita dan anak-anak kita dari penyakit menular lainnya. Itulah kenapa edukasi terus menerus itu harus tetap dilakukan,” ujar dr. Meta.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)