Maka dari itu hidangan rendang sering disajikan saat acara-acara adat khas Minangkabau dan dianggap sebagai makanan dengan kasta tertinggi.
Lebih jauh lagi rendang sendiri merujuk pada cara memasak, bukan nama makanan.
Namun istilah marandang berubah menjadi nama makanan itu sendiri yakni rendang.
Kebiasaan mengawetkan makanan juga telah lama dimiliki masyarakat Minangkabau.
Saat merantau dari tanah Sumatera Barat, orang-orang Minang kerap membawa daging yang telah diolah dan diawetkan secara alami itu sebagai bekal.
Baca Juga: Kopi Low Acid 100% Arabica, Bisa Dinikmati dengan Nyaman di Masa Puasa
Hal tersebut yang menjadikan kenikmatan rendang terkenal hingga ke banyak daerah.
Menurut sejarah, rendang dahulu dibuat dengan bahan dasar daging kerbau.
Dahulu makanan adat, kini menjelma sebagai salah satu kuliner favorit. Di Padang, Sumatera Barat, puasa hari pertama tak lengkap tanpa kehadiran rendang untuk berbuka.
Sajian rendang hadir sebagai wujud rasa syukur dan kegembiraan menyambut bulan penuh berkah. Makna dan filosofi rendang juga erat kaitannya dengan nilai-nilai Ramadan.
Baca Juga: Hampers Lebaran KISAKU: Bingkisan Hari Raya Kolaborasi dengan UMKM