Cara agar Anak Tidak Kena Child Grooming, Perhatikan Hal-Hal Ini!

By Ratih, Kamis, 6 Mei 2021 | 17:20 WIB
Ilustrasi anak menangis (gahsoon)

NOVA.id - Baru-baru ini media sosial Twitter digegerkan dengan pengakuan seorang dokter.

Akun dengan username @dokterMade itu membeberkan cerita seorang anak perempuan yang merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan pria yang jauh lebih tua.

'3 SMA' pun sampai masuk ke daftar trending Twitter pada Kamis (06/05).

Baca Juga: Kerumunan di Pasar Tanah Abang Viral, Inul Daratista: Jangan Sampai Kayak di India!

Di antara ribuan replies yang masuk, ada beberapa netizen yang menyebut kejadian tersebut adalah child grooming.

Apakah Sahabat NOVA pernah mendengar istilah tersebut?

Jika belum, maka NOVA akan memberikan penjelasan mengenai topik ini.

Baca Juga: Viral Sate Mengandung Potasium Sianida, Ini Bahayanya untuk Tubuh

Child grooming adalah modus pelecehan seksual anak yang dilakukan dengan pendekatan bertahap.

Biasanya orang asing (pelaku) akan menjalin relasi yang baik dengan anak dan orang terdekat anak (orangtua, saudara, keluarga) sebelum melancarkan aksinya.

Pendekatan yang dilakukan pelaku akan membuat anak dan orang terdekatnya merasa nyaman dan tidak menaruh curiga.

Baca Juga: Viral, Wafer dari Indonesia Ini Masuk Pemotretan Comeback NCT Dream

Namun bukan tidak mungkin bagi orangtua untuk mendeteksi kecenderungan child grooming.

Melansir laman Darkness to Lightada beberapa aspek yang bisa diperhatikan:

1. Perhatian berlebih pada anak

Pelaku akan terlihat sangat menyayangi anak dan melebihi batasan normal.

Misalnya, mengajak anak untuk nonton bioskop berduaan.

Di sini, orangtua bisa dengan tegas melarang pelaku pergi dengan anak atau justru ikut ke bioskop bersama agar anak tetap aman.

Baca Juga: Ini Alasan Gig Economy Bisa Membuat Banyak Duit Walau di Rumah Saja

2. Menyentuh anak

Pelaku perlahan-lahan melakukan kontak fisik untuk melihat reaksi anak. Selain itu, pelaku juga ingin agar anak terbiasa disentuh oleh mereka.

Jika orangtua melihat anak merasa tidak nyaman, segera tegur pelaku.

"(A) kayanya nggak nyaman dipeluk. Tolong lepaskan. Biar (A) memutuskan sendiri apakah dia ingin dipeluk atau tidak," demikian contoh teguran yang bisa disampaikan.

Baca Juga: Viral Video Terakhir KRI Nanggala-402 Sebelum Akhirnya Patroli Abadi di Laut Indonesia

3. Berlagak simpatik

Pelaku akan berusaha membangun kedekatan dengan anak misalnya dengan mendengarkan curhatan mereka.

Tak jarang, pelaku juga akan mulai mempengaruhi agar anak tidak lagi curhat kepada orangtua mereka sendiri.

Orangtua harus menyampaikan pada anak bahwa mereka selalu ada. Dan bahwa di luar sana ada orang jahat yang bisa berpura-pura baik.

Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Temui Sosok yang Berteriak di Toa Masjid, Ini Klarifikasinya

4. Dekat dengan anak lewat internet

Di era sekarang, anak bisa dengan mudahnya mendapat akses internet. Mulai dari sosial media hingga game online.

Oleh karena itu, orangtua harus bisa memastikan siapa saja yang berbincang dengan anak di dunia maya.

Bukan tidak mungkin, percakapan di dunia maya bisa mempengaruhi anak dalam waktu lama.

Baca Juga: Ruri Repvblik Banting Setir Jualan Sop Buah demi Dapatkan Uang Makan: Yang Penting Halal Bro!

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)