Lalu, bagaimana jika saat ini sudah memiliki banyak utang konsumtif? Ada beberapa langkah-langkah yang bisa dilakukan agar kita bisa bebas dari utang konsumtif:
1. Jangan menambah utang lagi. Utang hanya bisa diselesaikan jika kita tidak menambah hutang baru lagi atau menutup utang dengan utang.
2. Buat daftar hutang yang kita miliki. Catat secara detail utang apa saja yang kita miliki mencakup pokok utang, cicilan/minimum payment, bunga, serta informasi lain terkait hutang tersebut.
3.Buat prioritas pelunasan utang. Mulai atur utang mana yang akan dilunasi terlebih dahulu bisa dari pokok hutang terkecil hingga terbesar.
4. Alokasikan dana khusus dari cashflow (bulanan/tahunan) atau aset yang dimiliki untuk melunasi utang.
5. Mulai komit menabung untuk dana darurat sehingga kita tidak perlu berutang lagi.
Jika, tidak berhati-hati maka utang produktif seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Usaha juga bisa membuat keuangan kita tidak sehat.
Utang produktif yang terlalu banyak bisa memberatkan cashflow, sehingga bisa berujung pada tergerusnya tabungan bahkan timbulnya utang konsumtif.
Perlu bijak dalam mengambil keputusan untuk mengambil utang produktif, pastikan rasio utang sehat, ketahui berapa bunga yang kita bayar dan buat rencana pelunasan utang.
Namun, bagaimana jika kita berutang untuk membuka usaha tetapi mengalami kerugian atau bangkrut di tengah jalan, padahal utang belum lunas? Apa solusinya?