Pengalaman Rapid Test Antigen Lebih Nyaman dengan Pilihan Ini

By Dionysia Mayang Rintani, Jumat, 4 Juni 2021 | 15:45 WIB
Ilustrasi rapid test antigen (Istock)

Sesuai aturan pemerintah, ia pun harus selalu menunjukan surat keterangan hasil negative rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan.

“Waktu awal-awal sih suka agak cemas, tapi lama-lama jadi biasa. Tapi yang kadang kadang bikin males, karena skill petugas yang menangani beda-beda. Ada yang lembut jadi tidak terasa sakit, tapi banyak juga yang nyolokinnya sadis sampai keluar air mata. Ada juga yang nyoloknya secukupnya sehingga terasa lebih nyaman,” kisahnya tentang proses rapid test antigen yang sering ia alami.

Tak beda jauh dengan Nugraheni, Dwi dan Mayra juga mengaku proses rapid test antigen sering menjadi momok tersendiri karena ketidaknyamanan yang mereka rasakan.

Baca Juga: Rutin Lakukan Swab, Istri Sandiaga Uno Positif Terinfeksi Covid-19, Begini Kondisinya

“Sakit banget karena nyoloknya sampai ke belakang hidung, aku sampai sering nangis,” ujar Dwi, jurnalis yang selama masa pandemi covid ini sempat mendapatkan tugas  liputan keluar kota.

Selain untuk keperluan bepergian, beberapa kali rapid test antigen juga harus ia alami saat masuk sebuah perkantoran/instansi untuk keperluan terkait tugas jurnalistiknya.   

“Kalau nggak pinter nakesnya dan terlalu dalam nyoloknya, memang suka sakit. Makanya, kalau ada alternatif rapid test yang lebih nyaman, saya mau juga,” timpal Mayra, pegawai Ditjen Migas yang hampir tiap minggu melakukan perjalanan dinas keluar kota.

Baca Juga: Rapid Test, Tes Swab, dan Serologi, Mana yang Lebih Akurat?