NOVA.id - Sempat terpapar Covid-19 akhir tahun lalu tak membuat tekad pendaki Putri Handayani runtuh.
Misi besarnya menaklukkan berbagai gunung terkenal di dunia mulai dilanjutkan setelah terhenti karena pandemi.
Pada Mei dan Juni 2021, Putri Handayani mendaki Denali.
Baca Juga: Kartini Masa Kini: Inspirasi dari 21 Perempuan, 21 Profesi, 21 Wastra
Puncak Denali adalah sebuah gunung es tertinggi di kawasan Amerika Utara dengan 6.168 mdpl.
Dia siap taklukkan 7 puncak dunia.
Ketika tulisan ini dibuat, Putri dan rekan-rekan pendaki dari berbagai negara sedang bergerak dari satu camp ke camp yang lain menuju puncak Denali.
Baca Juga: Cerita Kakha Series Jualan Busana Muslim Sampai Raih Omzet Miliaran per Bulan
Menurut rencana, jika cuaca lancar dan kondisi memungkinkan, Putri akan mencapai puncak Denali pada hari ke-15, antara tanggal 9 atau 10 Juni 2021 ini.
Jika berhasil, dia akan menjadi pendaki perempuan solo pertama Indonesia yang berhasil mencapai puncak Denali.
Pendakian Denali sudah dipersiapkan sejak akhir tahun lalu.
Baca Juga: Kartini Masa Kini: Mengenal Sosok di Balik Helwa Beauty Care
Di awal tahun 2021, Putri berangkat ke Amerika untuk persiapan fisik dan memahami kondisi alam.
Dia latihan skiing di Elk Mountain dan snow shoveling di Endicott, New York.
Sebelum terbang ke Alaska, dia mengikuti winter mountaineering course di gunung Rainer.
Baca Juga: Hari Buku Sedunia: Inilah Pelopor Penulisan Pariwisata Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, Putri membuat rencana besar pendakian yang diberi nama “7 Puncak Dunia dan 2 Kutub Bumi”.
Denali yang juga dikenal sebagai gunung McKinley menjadi bagian dari proyek itu.
Putri pernah mencoba mendaki Denali tahun 2017 silam, tapi gagal dan harus turn around di hari ke-9.
Baca Juga: Seru! Ini Cerita Dua Traveler Perempuan Indonesia yang Menantang
“Putri akan mencoba mendaki Denali lagi dalam waktu dekat,” kata pendaki asal Sumatera Utara ini beberapa waktu lalu.
Rencana pendakian Denali sebenarnya pada Juni 2019.
Tapi berbenturan dengan berbagai pekerjaan dan proyek lain, akhirnya mundur, dan mundur lagi karena pandemi.
Baca Juga: Kisah Desy Windanarni Wilson, Jadi Kartini Masa Kini yang Inspiratif
Menyukai dunia pendakian sejak kecil membuat Putri yang lulusan Teknik Sipil dari Universitas Indonesia selalu dekat dengan petualangan.
Dia mulai mencanangkan pendakian 7 puncak dunia di tahun 2016 setelah kenyang pengalaman di berbagai pendakian lokal maupun internasional.
Baca Juga: Kartini Masa Kini: Perempuan di Balik Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Pedesaan
Tiga dari 7 puncak dunia sudah didakinya. Diawali tahun 2016, dia mendaki Kilimanjaro, dengan ketinggian 5.895 mdpl, di Tanzania, Afrika.
Dia berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Kilimanjaro.
Di tahun yang sama, dia menaklukkan gunung kebanggaan Indonesia, Cartensz Pyramid di ketinggian 4.884 mdpl.
Baca Juga: Profil Danella Ilene, Finalis INTM yang Ungkap Pengalaman Depresi
Pada Juli 2017 giliran Elbrus di Russia dengan ketinggian 5.642 berhasil ditaklukkan.
Gunung tertinggi Eropa ini menantang karena selama puluhan tahun di bawah kekuasaan Uni Soviet, tak banyak pendaki asing yang bisa mendaki Elbrus.
Pada Februari 2018, Putri menaklukkan gunung Aconcagua di Argentina yang memiliki ketinggian 6.962.
Baca Juga: Kisah Desy Windanarni Wilson, Jadi Kartini Masa Kini yang Inspiratif
Keunikan Aconcagua adalah medannya yang berbeda dari gunung-gunung besar di dunia.
Aconcagua seolah berada di planet lain.
Tahun 2019, Putri mempersiapkan berbagai pendakian besar lain sambil melakukan kegiatan sosial.
Baca Juga: Inspiratif! Bisnis Hijab Mengantarkan Pasangan Ini Raih Omzet Miliaran
Salah satu misi sosial yang diusungnya adalah pembangunan berbagai sekolah di kawasan tertentu, khususnya kawasan tertinggal.
Kegiatan ini juga diharapkan menginspirasi dan memotivasi anak-anak di daerah untuk berani bermimpi.
Baca Juga: Cerita Paulina Purnomowati Mengaku Minder dengan Peserta The Apprentice: ONE Championship
Selain misi pribadi mendaki 7 puncak dunia, Putri juga bergabung dalam tim yang akan mendaki gunung yang terkenal berat di Myanmar, Hkakabo Razi dengan ketinggian 5.881 mdpl.
Tim yang digagas Eiger Adventure ini sudah mempersiapkan berbagai latihan di banyak tempat, termasuk Selandia Baru.
Tapi apa daya, pendakian yang sedianya dilakukan pertengahan 2020 akhirnya batal karena pandemi.
Baca Juga: Berbagi Seragam Sekolah untuk Anak di Pelosok, Ali Charisma Donasikan Koleksi Busana
Dalam tiga tahun ke depan, Putri berencana menuntaskan pendakian 7 puncak dunia yang menjadi impiannya dimulai dengan Denali.
Jika lancar baik dalam persiapan fisik dan pendanaan, dia akan melanjutkan untuk mendaki Vason Massif dan Kutub Selatan (Antartika), lalu Kutub Utara, kemudian Gunung Everest.
Baca Juga: Profil Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Masuk Google Doodle Hari Ini
Putri membuktikan bahwa perempuan tetap bisa berkarya dan bertualangan secara bersamaan.
Di luar pendakian, Putri memberi contoh perempuan tak perlu takut bersaing bahkan di dunia pekerjaan yang dominasi laki-laki.
Dia pernah bekerja di perusahaan teknologi dan jasa minyak di lepas pantai Qatar. Dia satu dari sedikit perempuan yang bekerja di industri itu.
Petualangan dan pekerjaan lapangan juga tak menghentikan Putri untuk terus belajar.
Ketika harus bekerja di Amerika, di sela-sela pekerjaan yang menuntut, dia melanjutkan studi hingga meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Universitas Pittsburgh.
Misi Putri tidak hanya mengharumkan nama Indonesia yang dunia pendakian.
Baca Juga: Hebat, 5 Perempuan Ini Berhasil Geluti Bisnis yang Didominasi Laki-laki
Namun, dia juga ingin membuktikan bahwa perempuan Indonesia juga mencapai puncak dunia, dalam pekerjaan dan pendakian, baik dengan bantuan pihak lain maupun atas usaha sendiri.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)