Mengenal Kumbang Moncong pada Kebun Kelapa Sawit, Apa Kelebihannya?

By Dionysia Mayang Rintani, Senin, 21 Juni 2021 | 20:31 WIB
Perkebunan Kelapa Sawit (ilustrasi) (istock)

NOVA.id – Kumbang dengan moncong/belalai pada bagian mulut imago sering dijumpai pada tanaman kelapa sawit.

Jangan sampai salah dalam mengenalinya, karena serangga dengan ciri khas tersebut dimiliki oleh Rhynchophorus sp. dan Elaeidobius kamerunicus.

Walaupun berasal dari keluarga yg sama (Coleoptera: Curculionidae), kedua jenis kumbang ini memiliki peran yang berbeda terhadap produksi kelapa sawit.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta: Lebih Berbahaya dan Banyak Serang Anak Muda

Mengenal Kumbang Moncong pada Kebun Kelapa Sawit, Apa Kelebihannya? ()

Oleh karena itu, petani pekebun sawit harus jeli dalam mengenalinya agar tidak salah langkah dalam melakukan pengelolaan kebun sawit.

Rhynchoporus sp., dikenal dengan sebutan red palm weevil atau kumbang moncong merah, dahulu banyak ditemukan menyerang pertanaman kelapa dalam.

Namun akhir-akhir ini banyak menyerang pertanaman kelapa sawit yang menyebabkan kerusakan dan pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian tanaman bahkan kehilangan hasil 100%.

Baca Juga: Peduli Covid-19, CPI Dukung Program Percepatan Vaksinasi Pemerintah DKI Jakarta untuk Warga Kecamatan Pademangan

Kumbang Curculionid dari Sub Famili Rhynchophorinae ini menggigit bagian titik tumbuh (pangkal pucuk) tanaman muda hingga tanaman yang telah berproduksi di lapangan, sehingga menyebabkan tajuk patah dan terkulai.

Selain itu, terlihat lendir berwarna merah kecoklatan pada lubang bekas gigitan hama.

Berbeda halnya dengan Elaeidobius kamerunicus yang termasuk dalam sub family Delominae.

Baca Juga: Pemerintah akan Kenakan Pajak Pertambahan Nilai untuk Sembako

Kumbang penyerbuk ini diintroduksi dari Afrika pada tahun 1983 (Yue et al., 2015).

Kumbang ini tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya, melainkan berperan sebagai polinator yang justru dapat meningkatkan produksi tanaman.

Kehidupan kumbang ini bergantung pada bunga jantan kelapa sawit.

Pada saat E. kamerunicus berada di bunga jantan dan merayap pada spikelet, butiran polen yang melekat pada tubuhnya akan jatuh pada stigma disaat E. kamerunicus mengunjungi bunga betina untuk mengambil nektar.

Baca Juga: Pesanan BTS Meal Membludak Hingga Gerai Ditutup Satpol PP, Begini Penjelasan dari McDonald’s

 

 

E. kamerunicus pada perkebunan sawit dapat meningkatkan produksi minyak dan nilai tandan buah (fruit set).

Nilai fruit set yang baik pada kelapa sawit adalah diatas 75%.

Nilai ini dapat dicapai dengan adanya populasi kumbang E. kamerunicus minimum sekitar 20.000 ekor per hektar (Lumentut, 2015).

Dari informasi tersebut, pelaku pekebun dapat menentukan pengelolaan yang tepat terhadap keberadaan kedua jenis serangga ini.

Baca Juga: McDonald’s Hadirkan The BTS Meal, Army Jangan Sampai Ketinggalan!

Rhynchoporus sp. memiliki ukuran tubuh 10x lebih besar dibandingkan dengan Elaedobius kamerunicus, dan dijumpai pada sekitar pelepah sawit sedangkan E. Kamerunicus pada bunga tandan sawit.

Rhynchoporus sp. sebagai musuh petani harus segera dikendalikan dengan cara membersihkan kebun (sanitasi) dan mengurangi tempat berkembangbiak hama, monitoring hama, mengumpulkan dan memusnahkan larva dan imago, menggunakan perangkap feromon, serta pengendalian kimia untuk menekan perkembangan hama di lapangan.

Dalam pengendalian menggunakan insektisida kimia harus dilakukan secara bijaksana.

Baca Juga: Rayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Program Daur Ulang Popok Bekas Makin Ditingkatkan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilaksanakan di laboratorium dan di lapangan oleh Hutauruk (1985) diketahui bahwa pada umumnya semua jenis insektisida untuk hama sawit yang diaplikasikan dengan semprot maupun injeksi batang, bersifat toksik terhadap E. kamerunicus.

Oleh karena itu, sangat  dihindari pengaplikasian langsung pada bunga, dan dianjurkan untuk memilih insektisida yang memiliki selektivitas tinggi terhadap hama sasaran dan bersifat lebih ramah lingkungan (Prasetyo 2012).

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)