NOVA.id - Beverly Alezha Marlein, bayi berusia 29 hari di Jakarta meninggal dunia usai terjangkit covid-19.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (11/07), Beverly terpapar covid-19 karena kunjungan keluarga sebagai tradisi menjenguk bayi yang baru lahir.
Ibu Beverly, Tirsa pun menceritakan kronologi kejadian yang bisa kita jadikan pelajaran di tengah pandemi covid-19 ini.
Baca Juga: Ini Cara Cek Stok Obat Covid-19 di Situs Farma Plus, Ikuti Langkahnya!
Tirsa mengatakan, Beverly dijenguk oleh keluarga besar dua hari setelah kelahirannya, 8 Juni 2021.
Saat lahir, Beverly dalam keadaan sehat dan tidak ada penyakit apa pun serta sebelum melahirkan, Tisa negatif covid-19.
"Akhirnya kami pulang ke rumah. Saking senangnya, ada keluarga yang mengunjungi rumah kami (di Cengkareng, Jakarta Barat)," lanjutnya.
Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Ini Waktu yang Tepat untuk Menerima Vaksin
Seminggu setelah kunjungan, Tirsa mengatakan ada dua anggota keluarganya yang bergejala, salah satunya sang suami.
Kemudian, keluarga besar Tirsa pun melakukan tes covid-19.
Hasil tes pun menunjukkan bahwa banyak anggota keluarga besar yang terpapar Covid-19, salah satunya Beverly.
Baca Juga: Ini 3 Layanan Tabung Oksigen Gratis untuk Pasien Covid-19 yang Isoman
"Saya, Bev, kakaknya Bev, dan beberapa anggota keluarga. Hasil positif 22 Juni 2021," ucap Tirsa.
Tirsa pun berkonsultasi ke dokter anak karena Beverly positif covid-19, dan diputuskan untuk isolasi mandiri di rumah.
"Isolasi mandiri karena (awalnya) tidak ada gejala. Beverly juga enggak ada gejala, tapi dengan pantauan dokter anak," ucap Tirsa.
Baca Juga: Berikut Gejala Covid-19 yang Dialami pada Anak dan Cara Mengatasinya
Namun, Beverly mulai menunjukkan gejala pada 27 Juni 2021 dan Tirsa pun berniat ke dokter anak, tetapi saat itu tutup karena hari Minggu.
Berverly pun baru mendapat penanganan dokter apda 29 Juli dan saat itu dinyatakan paru-parunya terinfeksi.
"Ternyata Beverly infeksi paru-parunya dan direkomendasikan ke rumah sakit yang ada NICU-nya. Pada saat itu juga," kata Tirsa.
Baca Juga: Investasi Dana Pendidikan Anak Terbaik Jelang Tahun Ajaran Baru 2021
Tirsa kemudian mencari rumah sakit (RS) yang ada di Jakarta. Tirsa mengatakan, hampir 10 RS yang ia kunjungi, tetapi hasilnya nihil.
Kemudian, pada malam harinya, Tirsa diberi tahu bahwa salah satu RS di Tangerang bersedia menampung Beverly.
"Dokter enggak ngomong ada NICU, 'Ke sini aja dulu, ditangani dulu. NICU-nya kami usahakan menyusul'," kata Tirsa menirukan omongan dokter.
Beverly pun menjalani inkubasi dan saturasinya saat itu di bawah 69 persen.
Berkat bantuan dokter, kondisi Beverly kembali membaik dan mendapatkan ruang NICU pada hari itu juga.
Baca Juga: Vaksin Gotong Royong Bisa Dibeli di Klinik Kimia Farma, Ini Rincian Harganya
Kondisi Beverly pun naik-turun selama mendapat perawatan.
Beverly sempat kritis karena saturasi oksigen di angka 30 persen pada 30 Juni 2021.
Dan, pada Rabu (07/07), nyawa Beverly pun tidak bisa tertolong lagi.
"Dokter ngomong, kemungkinan jantungnya berhenti mendadak karena saking capeknya," ujar Tirsa.
Baca Juga: Revisi Aturan PPKM Darurat, Tempat Ibadah Dibuka dan Resepsi Pernikahan Ditiadakan
Berdasakan pengalaman ini, Tirsa tidak menyalahkan pihak keluarga.
Ia hanya mengimbau kepada masyarakat agar lebih protektif pada saat kondisi seperti ini.
"Terlebih yang punya bayi agar menjaga bayinya. Enggak usah ada kerumunan atau dikunjungi," ucap Tirsa.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)