Mengenal Vagina Piercing, Bisa Berisiko Kena IMS Hingga HIV/AIDS

By Septirini Sekar Nusantari, Senin, 16 Agustus 2021 | 13:32 WIB
Pahami Risiko Vagina Piercing, Sebabkan IMS Hingga HIV/AIDS (Serhii Sychov)

NOVA.id - Di Indonesia tindakan menindik biasanya dilakukan ketika lahir anak perempuan.

Tidak jarang ketika semakin bertambah usia muncul keinginan melakukan tindikan di bagian tubuh selain telinga, seperti hidung, lidah, atau bahkan bagian vital.

Namun, apa jadinya jika kita menindik bagian vagina, ya?

Baca Juga: Benarkah Air Purifier Kurangi Risiko Penularan Virus Corona?

Ternyata, tindik vagina (vaginal piercing) sudah jadi tren tersendiri di belahan dunia bagian barat, lho.

Mengutip WebMD, penindikan di area vagina dapat dilakukan pada beberapa area.

Pertama, area klitoris (clitoris hood).

Tindik vagina di area klitoris merupakan yang paling populer di antara praktik tindik vagina lainnya.

Baca Juga: 7 Cara untuk Mengobati Miss V Kering agar Tak Menimbulkan Infeksi

Namun, klitoris merupakan bagian pada vagina yang sangat sensitif, sehingga tindikan di area ini disebut dapat memberikan rangsangan seksual pada perempuan, atau bahkan menimbulkan rasa sakit pada organ kewanitaan.

Kedua, tindik di area labia.

Tindikan di area labia, baik bagian dalam ataupun bagian luar lebih banyak diminati kalangan pecinta piercing.