Mengenal Komunitas Pejuang Vaginismus, Saling Dukung Kalahkan Stigma

By Dinni Kamilani, Rabu, 18 Agustus 2021 | 23:01 WIB
Foto pertemuan anggota komunitas vaginismus sebelum pandemi. (DOK. DIAN MUSTIKA/ INSTAGRAM @pejuangvaginismus)

Dian tahu betul tak mudah menjalani hidup dengan penyakit vaginismus ini, terlebih tak banyak literasi yang mau membahasnya, membuat penyakit ini semakin menjadi penyakit yang terabaikan.

“Sempat cari-cari informasi di internet juga, meski banyak artikel tentang vaginismus tapi belum ada yang memaparkan tentang solusi penyembuhannya. Informasi yang didapat kebanyakan mengatakan bahwa kurang rileks, kurang pelumas dan adanya trauma,” cerita Dian pada NOVA.

Padahal kenyataannya ia sudah sangat rileks, sudah terangsang, bahkan dibantu pelumas tambahan juga tetap tidak bisa penetrasi.

Baca Juga: Dokter Grace Hananta Pilih Holistik Agar Pasien Sembuh Sempurna

Dian menambahkan jika dirinya yakin tidak ada trauma masa lalu yang berkaitan dengan kekerasan seksual.

Vaginismus sempat membuat Dian frustrasi dan merasa bingung, takut sekaligus malu untuk cerita, akhirnya permasalahan ini disimpan berdua saja dengan suaminya sampai usia pernikahan 2 tahun.

Singkat cerita dari pengalamanya itu, di Januari tahun 2020 saat dirinya dinyatakan sembuh dari vaginismus, saat itulah, Dian memutus untuk membuka suara ke publik tentang pengalamannya, dan mulai membuat Komunitas Pejuang Vaginismus.

Baca Juga: Kisah Rawdah Mohamed, Fashion Designer Vogue yang Dulunya Dibully Karena Berhijab