“Itu terjadi pada saya terlebih dahulu, dan saya menghubungi beberapa teman saya yang saya tahu telah divaksinasi dan bertanya kepada mereka apakah mereka melihat sesuatu (setelah vaksin covid-19 mereka) dan beberapa orang mencatat bahwa menstruasi mereka sedikit lebih buruk dari biasanya, atau orang-orang yang biasanya tidak mengalami menstruasi [mengetahui] bahwa mereka mengalami kram atau sedikit bercak, yang biasanya tidak mereka alami,” ujar Dr. Lee, seperti dikutip dari MedicalNewsToday.
Ketika Dr. Clancy juga mengalami perubahan periode setelah vaksinnya, dia membagikan pengalamannya di utas Twitter, yang dengan cepat menarik perhatian.
Setelah itu, Dr. Lee dan Dr. Clancy membuat survei online untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang dilaporkan sendiri tentang reaksi terkait siklus menstruasi yang dialami orang setelah vaksin covid-19. Penelitian mereka sedang berlangsung.
Para peneliti tidak memiliki data tentang seberapa sering perubahan periode mungkin terjadi di antara mereka yang menerima vaksin covid-19, dan mereka juga mengingatkan bahwa mengalami perubahan seperti itu “tidak universal, seperti halnya demam dan sakit kepala (bukan) universal (reaksi terhadap)vaksin.”
Faktanya, Dr. Clancy mencatat, dilihat dari data awal yang dapat mereka kumpulkan.
“Sebagian besar, (hasil) yang paling umum sebenarnya tidak terjadi apa-apa sama sekali,” terangnya.
Baca Juga: Apakah Berhubungan Intim Saat Menstruasi Bisa Hamil? Ini Jawabannya