Makan Mi Instan Tidak Berbahaya untuk Kesehatan Tubuh Asalkan Ikuti 2 Langkah Ini

By Alsabrina, Senin, 30 Agustus 2021 | 15:32 WIB
(Ilustrasi) Mi instan (dok. freepik.com)

NOVA.id - Siapa yang tak suka dengan mi instan? Makanan yang satu ini memang banyak digemari masyarakat Indonesia.

Bahkan, mengacu pada laporan World Instant Noodles Asosiation (WINA), ternyata konsumsi mi instan di Indonesia pada tahun 2017 kemarin mencapai jumlah mengejutkan yakni 12,62 miliar.

Hal ini berhasil menempatkan Indonesia sebagai konsumen mi instan terbesar kedua di dunia yang melampaui Jepang 5,66 miliar porsi, India 5,42 miliar porsi dan Vietnam 2,06 miliar porsi.

Baca Juga: Makanan yang Berbahaya Dimakan dengan Mi Instan, Bukan Cuma Nasi!

Posisi teratas masih ditempati China dengan jumlah konsumsi sebanyak 38,970 miliar porsi.

Sepertinya masyarakat Asia memang tak bisa lepas dengan mi instan.

Terbukti, 10 dari 15 negara dalam daftar teratas yang dikeluarkan WINA konsumsi tinggi mi instan ini berasal dari negara-negara di Asia, yakni di mana hampir 80 persen mi instan dikonsumsi sehari-hari.

Sayangnya, dari segi kesehatan, mi instan dianggap berbahaya bagi tubuh.

Baca Juga: Hati-Hati, Makan Mi Instan Berlebihan Bisa Sebabkan 4 Bahaya Ini

Seperti yang NOVA.id kutip dari The Strait Times, seorang ahli diet Mount Elizabeth Hospital, Seow Vi Vien mengatakan bahwa mi instan mengandung banyak lemak, lemak jenuh, dan natrium.

Sementara serta, protein, vitamin, dan mineralnya sedikit.

Dalam sebungkus mi instan lengkap dengan satu paket bumbu mengandung sampai 1.700 miligram natrium.

Baca Juga: 3 Cara Memasak Mi Instan agar Tak Berefek Buruk ke Tubuh Kita

Jumlah tersebut 85 persen lebih banyak dari rekomendasi jumlah asupan natrium harian.

Menurutnya, konsumsi garam atau natrium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke.

Walau begitu, mi instan masih boleh dikonsumsi asalkan mengikuti dua langkah ini.

Baca Juga: Gara-Gara Keseringan Makan Mi Instan dan Begadang, Pria Ini Divonis Menderita 16 Penyakit secara Bersamaan

1. Tetap dalam batasan

Mi instan tak dianggap sebagai pengganti makanan, sehingga tak ada saran rekomendasi jumlah konsumsi mi instan.

Namun, Dr. Frank B. Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard, merekomendasikan untuk konsumsi mi instan 1-2 kali dalam sebulan, seperti yang dilansir dari The New York Times.

Baca Juga: Berbahaya jika Dikonsumsi Tiap Hari, Begini Cara Atasi Kecanduan Mi Instan

2. Makan dengan sayur dan protein

Menurut Guru Besar Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Endang L. Achmadi, selain dengan cara tidak dikonsumsi secara berlebihan, mi instan bisa jadi makanan yang sehat jika ditambah bahan-bahan pangan lain di dalam masakan yang melengkapi kekurangan gizi di dalam mi instan.

Endang mengatakan bahwa karbohidrat yang tinggi dalam mi tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi lain dalam tubuh.

Baca Juga: Tak Perlu Makan Mi Instan Lagi di Akhir Bulan, 5 Tips Pintar Atur Uang ala Anak Kost Ini Dijamin Bikin Hidup Makin Sejahtera

 

 

Agar kandungan gizi dan nutrisinya sehat, mi instan perlu dilengkapi bahan pangan lain, misalnya protein yang berasal dari daging ayam, sapi, atau ikan, serta tempe atau tahu.

Mi instan juga perlu dimasak dengan sayur untuk menambah tingkat vitamin dan mineral.

Meskipun dengan cara ini mi instan jadi lebih sehat, Endang tetap menekankan agar kita tidak memakan mi instan terlalu sering. Tetap harus dibatasi.

“Kalau terus menerus jadi tidak sehat. Bahan pengawet dan garam pada mi instan kan banyak, sehingga lebih baik pilih yang alami,” sarannya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)