Ini Cara Investasi yang Benar, Yuk Kenali Dulu Profil Risikomu!

By Presi, Rabu, 8 September 2021 | 13:02 WIB
Ilustrasi cara investasi dengan mengenali profil risiko (Pixabay.com)

NOVA.id - Setiap orang yang melakukan aktivitas investasi pasti menginginkan keuntungan.

Namun, perlu diketahui bahwa dalam investasi itu berlaku aturan high return, high risk, yang berarti imbal hasil yang tinggi memiliki risiko yang tinggi juga.

Salah satu cara investasi bisa memberikan keuntungan yang optimal yaitu dengan mengetahui profil risiko investasi diri.

Baca Juga: Cara Membedakan Investasi dengan Bisnis, Ternyata Tidak Sama!

Pasalnya, dengan profil risiko, kita bisa mengetahui seberapa besar kita bisa menoleransi risiko.

Konsultan keuangan, Tejasari, CFP membeberkan alasan kita perlu mengetahui profil risiko.

"Dengan mengetahui profil risiko, kita bisa menjaga diri untuk tidak membeli produk investasi yang tidak sesuai profil risiko. Atau sebaliknya, membeli produk investasi yang sesuai profil risiko bisa mendapatkan return investasi yang optimal,” ujar Tejasari.

Baca Juga: Jangan Salah Langkah, Berikut 10 Tips Cara Berinvestasi untuk Pemula

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi profil risiko seseorang, yakni umur, tujuan keuangan, kondisi keuangan, jangka waktu investasi, tingkat imbal hasil yang diinginkan, serta tingkat pengetahuan dan pengalaman keuangan.

Selain itu, ada tiga jenis profil risiko dasar yang perlu kita ketahui sebelum berinvestasi, yakni tipe konservatif, moderat, dan agresif.

Dikutip dari CerdasBelanja, berikut ini perbedaannya. Yuk, pahami agar makin pintar atur uang!

Baca Juga: Cara Membeli Rumah Impian, Ini 3 Produk Investasi yang Bisa Dipilih

1. Tipe konservatif

Saat berinvestasi, tipe konservatif tidak menginginkan uang yang diinvestasikan menjadi turun atau hilang.

Sehingga, orang bertipe konservatif pun tidak masalah jika mendapatkan imbal hasil yang relatif rendah.

Namun, supaya tetap bisa mendapat imbal hasil yang tinggi, tipe ini harus menyiapkan modal investasi yang besar dan dilakukan dalam jangka panjang.

Produk investasi yang cocok untuk orang bertipe konservatif adalah deposito, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, dan emas logam mulia.

Baca Juga: Harga Saham Turun? Jangan Panik, Ini Cara Investasi Jangka Pendek

 

 

2. Tipe moderat

Tipe moderat lebih mau menerima risiko investasi yang lebih tinggi dan nggak masalah jika nilai investasiya turun dalam jangka waktu pendek, di bawah satu tahun.

Meski mau menerima risiko, tipe moderat ini tetap tidak mau kehilangan uangnya.

Namun, mereka tetap mengharapkan tingkat imbal hasil yang sedang-sedang saja, stabil, dan terukur.

Produk investasi yang cocok untuk tipe moderat adalah reksadana campuran ekuitas dan obligasi, reksadana saham, properti, dan emas logam mulia.

 Baca Juga: Begini Cara Investasi Emas di Shopee, Modal Awal Cuma Rp500 Saja!

3. Tipe agresif

Orang yang bertipe agresif menginginkan keuntungan tinggi sekaligus menerima jika terjadi penurunan nilai investasi dalam waktu yang lebih panjang.

Bahkan, tipe ini berani menanggung risiko kehilangan uangnya.

Tipe agresif lebih fokus untuk mendapat imbal hasil yang di atas rata-rata.

Produk investasi yang dianjurkan adalah reksadana saham, investasi saham langsung, dan properti.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)