Bangkitkan Harapan Melalui Novel Almond: Kisah Remaja Korea yang Bisa Naikkan Empati

By Redaksi NOVA, Minggu, 19 September 2021 | 22:08 WIB
Ilustrasi - Empati (istock)

Rasa takut adalah emosi yang paling tidak dapat diidentifikasi oleh bagian otak ini. Penderitanya tidak dapat merasakan emosi dan tidak bisa membaca emosi orang lain sehingga mengalami kebingungan dalam merespons emosi. Yang terjadi pada tokoh utama di dalam novel Almond ini adalah “amigdala” di dalam kepalanya tidak tumbuh seperti anak normal lainnya. 

Setiap orang memiliki ‘amigdala’. Letaknya jauh terbenam di belakang telinga hingga ke dalam kepala. Amigdala adalah sekelompok saraf yang bentuknya kurang lebih sebesar biji almond.

Namun, sepertinya ada masalah dengan ‘almond’ di dalam kepala Yoonjae si tokoh utama. Oleh karena itu, ia tidak dapat memahami mengapa orang lain tertawa atau menangis. Ia juga tak bisa merasakan dengan jelas apa itu rasa bahagia, sedih, cinta, dan takut.

Baca Juga: Cherly Juno Blak-blakan Bilang Lahiran Sesar Taruhan Nyawa Gegara Dicibir Netizen

Baginya, emosi dan empati hanyalah bayang-bayang samar. Bahkan, ia tidak dapat menunjukkan respons yang tepat pada saat temannya jatuh atau terluka, ia tak membantu atau bahkan sekadar untuk menyatakan empatinya. Karena kekurangannya itu, Yoonjae dijuluki monster.

Walaupun keadaan Yoonjae seperti itu, ibunya tak menyerah. Ibunya sekuat tenaga menutup-nutupi keadaan anaknya yang berbeda itu. Ibunya selalu mengajarkan bagaimana respons yang mesti dilakukan oleh YoonJae jika orang sedang merasa kesakitan, ketakutan, atau ketika bahagia.

Hingga YoonJae remaja pun terbiasa merespons berbagai kondisi emosi lawan bicaranya meskipun ia tak mampu menampakkan perubahan ekspresi seperti orang normal lainnya.

Hingga semuanya berbalik. Diawali dari Yoonjae berjumpa dengan “monster” lainnya, seorang berandalan bernama Gon.

Baca Juga: Ahmad Dhani Blak-blakan Bilang Nyesel Mimpi Jadi Musisi Indonesia