Respons terkejut justru bisa membuat anak kaget dan akhirnya membuat anak semakin penasaran.
Hal yang dapat dilakukan orangtua atau orang dewasa saat melihat anak tengah memegangi alat kelaminnya adalah dengan mengalihkan perhatian anak kepada hal lain.
Misalnya saja mengajak anak bermain atau membaca buku. Jika dalam fase eksplorasi ini anakditangani dengan tepat maka kebiasaan anak memegang alat kelaminnya ini akan hilang dengan sendirinya sebelum memasuki fase sekolah.
Baca Juga: 3 Bahaya Learning Loss pada Anak Jika Sekolah Tatap Muka Ditunda Lagi
Jangan Katakan Tidak Boleh
Di masa ekplorasi ini cukup alihkan fokus anak dari memainkan atau memegang alat kelamin. Sebaiknya kita tidak melarang anak menyentuh kelaminnya misalnya dengan mengatakan “tidak boleh”.
Karena apa yang dilakukan anak itu memang normal. Berbeda jika anak memegang pisau, kita bisa melarangnya, sembari menjelaskan pisau tersebut berbahaya dan dapat melukainya.
“Berkaitan dengan mengeksplorasi dengan alat kelamin, saya cenderung untuk tidak (perlu)menjelaskannya secara gamblang, cukup dialihkan,” kata Ihsana.
Baca Juga: Sering Meneriaki Anak Bawa Dampak Buruk, Ini 5 Cara Menghentikannya