Ajak Bertanggungjawab Atas Sampah, P&G Gelar Conscious Living

By Dionysia Mayang Rintani, Kamis, 7 Oktober 2021 | 05:00 WIB
P&G Gelar Conscious Living (P&G)

Selain itu, P&G juga turut mendukung Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang merencanakan kota Bandung untuk tidak lagi memiliki TPA di tahun 2023.

Sebagai operator utama program ini, Octopus memberikan layanan melalui aplikasi yang didirikannya, di mana konsumen dapat memilah sampah dan dilaporkan melalui aplikasi Octopus untuk dijemput oleh pelestari.

Hingga saat ini, Octopus Indonesia memiliki pengguna yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Aplikasi ini telah hadir di kota Makassar, Badung (Bali), Gianyar (Bali), Denpasar, dan Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Pilah Sampah dari Rumah Itu Penting untuk Daur Ulang

Melalui kerjasama ini, kemasan sachet atau multilayer dan plastik HDPE dari produk-produk P&G akan dikumpulkan oleh masyarakat provinsi Jawa Barat atau konsumen P&G, di mana nantinya para pengguna akan mengakses aplikasi mereka untuk menyetorkan sampah produk-produk P&G dengan menghubungi pelestari Octopus melalui aplikasi.

Pelestari kemudian akan datang dan mengambil sampah kemasan produk yang sudah dikumpulkan dan dipilah oleh konsumen.

Kemudian sampah tersebut diserahkan kepada pengusaha pengolah sampah atau pengepul, dan sampah ini akan diolah menjadi sumber energi terbarukan sehingga  tidak sampai ke Tempat Pembuangan Akhir.

Baca Juga: Cegah Penularan, Ini Cara Membuang Sampah Pasien Covid-19 Saat Isoman

Asrini Suhita, P&G Indonesia Sales Senior Director & Sustainability Leader mengungkapkan, “Program ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dengan mencegah sampah plastik sachet atau multilayer dan HDPE dari produk P&G berakhir di TPA.”

“Hal ini, merupakan bukti komitmen kami sebagai perusahaan FMCG dalam berupaya untuk mempertanggung jawabkan dampak bisnis kami terhadap lingkungan.”

P&G merupakan pelopor dalam mengimplementasikan proses pengolahan sampah khususnya plastik sachet multilayer dan plastik HDPE yang belum memiliki nilai saat ini, sehingga dapat memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan maanfaat untuk masyarakat.”

Baca Juga: Kisah Syawaludin, Ubah Sampah Menjadi Berkah Lewat Komunitas