NOVA.id - Banyak investor pemula yang memilih untuk melakukan cara investasi reksadana.
Pasalnya, cara investasi reksadana mudah dilakukan karena ada manajer investasi yang akan mengelola dana investasi kita.
Selain itu, kita juga bisa mulai berinvestasi reksadana dengan modal yang tak terlalu besar.
Baca Juga: Cara Investasi Reksadana Tawarkan Banyak Untung, Juga Punya Risiko Ini
Diketahui, reksadana memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah reksadana pendapatan tetap.
Mengutip Kompas.com, reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menempatkan mayoritas investasinya ke dalam instrumen surat utang (obligasi) dan produk pasar uang.
Portofolio reksadana pendapatan tetap minimal 80 persen harus terdiri dari surat utang, sedangkan sisanya merupakan produk pasar uang.
Baca Juga: Cara Investasi yang Menguntungkan, Dicoba Mulai dari Jangka Pendek
Cara investasi reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 persen dalam bentuk Efek bersifat Utang, sedangkan sisanya merupakan produk pasar uang.
Bicara soal reksadana pendapatan tetap, masih ada yang membandingkannya dengan deposito bank.
Dan, timbulah pertanyaan seperti apakah reksadana tetap lebih menguntungkan dibandingkan menempatkan uang di deposito bank?
Baca Juga: Bagaimana Cara Investasi Reksadana Syariah? Yuk, Ikuti Langkah Berikut
Dikutip dari Bareksa, Selasa (04/02/2020), jika mengacu pada kinerja 2019, reksadana pendapatan tetap lebih menguntungkan ketimbang menyimpan uang di deposito bank.
Pada 2019, reksadana jenis ini memiliki kinerja 8,73 persen, yang merupakan paling tinggi dibandingkan dengan ketiga jenis reksadana lainnya.
Kinerja itu juga lebih tinggi dibanding bunga deposito yang ada di kisaran 6 persen, yang belum termasuk potongan pajak pendapatan bunga deposito sebesar 20 persen.
Baca Juga: Cara Investasi Reksadana di Bibit, Ini Langkah Membayar dengan GO-PAY
Reksadana Pendapatan Tetap Vs Deposito
Dengan melakukan cara investasi reksadana, kita bisa mendapat untung berupa bunga.
Sedangkan deposito merupakan simpanan di bank dengan saldo minimum dan dalam jangka waktu tertentu.
Berikut ini terdapat beberapa perbedaan antara reksadana pendapatan tetap dan deposito yang bisa menjadi pertimbangan Sahabat NOVA.
Baca Juga: Cara Investasi Deposito yang Tepat, Pertimbangkan 4 Hal Ini Dulu
1. Modal investasi
Dana minimum yang dibutuhkan untuk berinvestasi pada kedua produk ini pun juga berbeda.
Kita bisa memulai investasi reksadana dengan modal yang relatif kecil dibandingkan dengan deposito.
Selain itu, reksadana bisa dicairkan kapan saja oleh investor dengan menjualnya saat itu juga.
Baca Juga: Cara Investasi Uang di Bank Lewat Tabungan Berjangka, Ini Jenis yang Bisa Dipilih
2. Risiko investasi
Perbedaan lainnya yaitu dana nasabah di deposito bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sehingga tak mimiliki risiko.
Sementara, reksadana merupakan cara berinvestasi oleh MI dengan menempatkan dananya pada obligasi yang memiliki kemungkinan gagal bayar sehingga bisa berakibat pada kerugian investasi.
Baca Juga: Minat Investasi Deposito? Jangan Salah Hitung Bunga Bank, Ini Caranya
3. Keuntungan investasi
Bunga deposito selalu mengacu pada suku bunga acuan yang saat ini berada di level 5,25 persen, dikutip dari Kompas.com, (04/02/2020).
Sedangkan dengan reksadana, uangi nvestor yang terkumpul ditempatkan pada surat utang yang diterbitkan perusahaan atau pemerintah, di mana sebagai timbal baliknya, investor mendapatkan kupon.
Nilai keuntungan dari obligasi inilah yang akan menentukan nilai aktiva bersih (nilai beli atau jual) reksadana pendapatan tetap kita nantinya.
Manajer investasi yang harus memilih obligasi yang tepat agar nilai aktiva bersih reksadana pendapatan tetap tersebut menjadi bertumbuh.