Tetap Tampil Cantik di Tengah Pandemi, Berikut 8 Beauty Trend 2022 yang Bisa Jadi Resolusi Tahun Baru

By Widyastuti, Sabtu, 8 Januari 2022 | 17:32 WIB
Ilustrasi pancaran kecantikan seorang perempuan (istock)

Efikasi merujuk pada produk perawatan kulit yang memiliki manfaat yang baik dan terbukti secara ilmiah, tidak hanya sekedar wangi dan nyaman digunakan.

Penggunaan produk dengan kandungan zat aktif yang memelihara microbiome dan skin barrier adalah salah satu contoh meningkatnya minat masyarakat terhadap produk perawatan kulit berbasis ilmiah dan berefikasi tinggi. 

Tren perawatan kulit microbiome berdasarkan dari bukti ilmiah terkait keseimbangan sistem agregat dan kompleks mikroorganisme yang hidup di kulit manusia – jenis bakteri baik yang melawan patogen, menangani infeksi dan bertahan melawan polutan lingkungan yang harus dalam keadaan seimbang dengan bakteri patogen penyebab masalah kulit. 

Sementara itu, produk dengan bahan yang melindungi skin barrier akan tetap menjadi tren seiring semakin meningkatnya kebutuhan medical skincare

Produk dengan  skin barrier protection akan membantu memperkuat dan mendukung struktur barrier kulit. Hal ini diperlukan untuk mencegah hilangnya kelembapan, rusaknya struktur kulit, serta mencegah kulit dari bakteri jahat atau iritasi eksternal. 

Trifena menjelaskan  “Bila sistem barrier kulit terganggu, kulit akan rentan terhadap kekeringan, pengelupasan berlebihan, kemerahan, rasa terbakar, perih, sensitivitas; yang mana dapat memperburuk kondisi kulit seperti timbulnya jerawat dan dermatitis. Selain itu, kerusakan ini akan membuat kulit lebih sulit untuk mentolerir produk perawatan kulit, khususnya yang mengandung bahan-bahan seperti retinoid atau exfoliator.”

Baca Juga: Banyak Diadopsi oleh Artis, Spirit Doll Dinilai Bisa Membahayakan Nyawa Pemiliknya?

4. Stress Care is the True Skincare

Apakah Anda menyadari munculnya jerawat di masa pandemi (maskne) adalah salah satu contoh yang menunjukkan korelasi stres dengan kecantikan kulit kita? Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh dan ternyata menjadi indikator tentang apa yang terjadi di dalam tubuh.

dr Trifena, yang meraih doktor di bidang anti-aging medicine menjelaskan “Stres memicu pelepasan hormon yaitu kortisol yang merupakan bahan kimia yang berfungsi merangsang respons fisiologis dalam tubuh kita.

Pelepasan kortisol yang tidak terduga dan berlebihan yang dipicu stres akan mengganggu hormon lain. Hal inilah yang memicu peningkatan produksi sebum, salah satu penyebab timbulnya jerawat.”

Jadi, prinsip dan fakta utamanya ialah perhatian khusus terhadap manajemen stres merupakan perawatan tubuh yang sejati, tidak terkecuali kulit.