Kesemutan Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius, Jangan Diabaikan!

By Ratih, Senin, 10 Januari 2022 | 10:03 WIB
Ilustrasi kesemutan atau kebas (bymuratdeniz)

NOVA.id - Siapa saja pasti pernah mengalami kesemutan saat berada di satu posisi terlalu lama.

Sensasi kesemutan ini disebut juga dengan istilah paresthesia.

Yaitu berupa sensasi seperti tertusuk jarum kecil-kecil dalam jumlah banyak yang mendera area tangan juga kaki.

Terkadang, paresthesia juga disertai sensasi panas yang menjalar di area yang ada.

Biasanya, kesemutan akan hilang sendirinya jika kita berganti posisi.

Namun siapa sangka, kesemutan bisa jadi gejala penyakit serius, lo.

Apalagi jika intensitasnya sering hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Jika Sahabat NOVA merasa terganggu dengan masalah kesemutan atau kebas, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter.

Baca Juga: Peringati Hari Diabetes Sedunia, Pengguna Kereta Bisa Tes Kesehatan Gratis di Stasiun Ini

Sering kesemutan atau kebas bisa jadi pertanda neuropati diabetik atau gangguan saraf yang disebabkan oleh penyakit diabetes.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Konsultan Endokrinologi, Metabolik dan Diabetes, Dr dr Tri Juli Edi Tarigan SpPD-KEMD dalam diskusi daring bertajuk Diabetesi Fit di Era pandemi, Jumat (07/01).

Data dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2021, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia.

Jumlah pasien diabetes mencapai 19,5 juta orang dan diproyeksikan masih akan terus meningkat hingga 28,6 juta orang pada tahun 2045. 

Komplikasi yang paling sering muncul akibat neuropati diabetik adalah terjadinya kaki diabetes atau diabetic foot ulcer (DFU).

Neuropati adalah kondisi gangguan saraf tepi dengan keluhan tertentu.

Neuropati diabetik merupakan komplikasi diabetes serius yang dapat mempengaruhi sebanyak 50 persen penderita diabetes.

Penyebabnya bisa beragam, tapi yang paling banyak adalah karena kadar gula tinggi atau neuropati diabetik. 

"Kebas dan kesemutan bisa jadi merupakan gejala awal dan tidak boleh diabaikan."

Baca Juga: 5 Pilihan Makanan Pengganti Nasi Putih yang Bisa Dikonsumsi Penderita Diabetes Tipe 2

"Jika berulang, sebaiknya segera periksa ke dokter, karena mungkin saja Anda tidak sadar sudah menderita diabetes dan sudah mengalami komplikasi," ujarnya, dilansir dari Kompas.com.

Neuropati diabetik sebenarnya memiliki beberapa jenis gangguan saraf.

Yakni neuropati perifer di mana bagian saraf yang terganggu akibat kadar gula darah yakni pada kaki dan tungkai dahulu, lalu diikuti oleh tangan dan lengan.

Berikutnya neuropati otonom, yakni sistem saraf otonom yang mengontrol jantung, kandung kemih, perut, usus, organ seks dan mata. Selanjutnya adalah neuropati proksimal, di mana gangguan saraf bisa terjadi di paha, pinggul, bokong atau kaki, juga perut dan dada

Terakhir yakni mononeuropati atau neuropati fokal yang mengacu pada kerusakan saraf tertentu.

Salah satu cara mengurangi gejala neuropati adalah dengan melakukan latihan fisik atau berolahraga, serta mengonsumsi vitamin untuk saraf jika perlu.

Baca Juga: Benarkah Madu Aman untuk Penderita Diabetes? Ini Jawaban Ahli

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)