NOVA.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Zifivax.
Tak seperti vaksin lain, dosis Zifivax diberikan sebanyak tiga kali suntikan.
Vaksin ini diberikan secara intramuskuler atau disuntikkan ke otot tubuh, biasanya bahu, dengan interval pemberian vaksin (jarak pemberian vaksin) 1 bulan.
"Dosis vaksin yang diberikan dalam setiap suntikan Zifivax adalah 0,5 ml," ungkap Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam Konferensi Pers Penerbitan EUA Vaksin Zifivax, Kamis (7/10/2021).
Untuk diketahui, vaksin ini diproduksi oleh Anhui Zifei Longcom Biopharmaceutical asal China dan dikembangkan di Indonesia bekerjasama dengan PT. Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBio).
Kenapa diberikan tiga dosis?
Dijelaskan oleh Direktur Utama PT JBio Mahendra Suhardono, vaksin Zifivax diberikan tiga dosis karena terkait hasil uji klinis yang dilakukan sebelumnya.
"Saat uji klinik fase II, sebenarnya kita menguji (vaksin Zifivax) di dua dosis dan tiga dosis," kata Mahendra di kesempatan yang sama.
"Dua dosis sebenarnya cukup untuk memberi perlindungan (terhadap virus corona SARS-CoV-2)."
Baca Juga: Vaksin Booster untuk Masyarakat Mulai Diberikan 12 Januari, Ini Mekanismenya
"Cuma, kami enggak cukup dengan hanya cukup. Jadi kami ingin (hasil) yang excellent, karenanya kami lanjutkan ke tiga dosis," sambungnya.
Selain hal tersebut, tim peneliti mengaku belajar dari vaksinasi untuk penyakit lain yang biasanya memberikan lebih dari dua dosis untuk perlindungan jangka panjang.