- suasana hati rendah yang terus-menerus
- kurangnya motivasi atau energi
- masalah tidur dan memori
- kurangnya minat pada bayi
- kurangnya koneksi dengan bayi
- perasaan putus asa dan rasa bersalah
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Baby Blues, Kenali Juga Penyebab dan Gejalanya
6. Berduka
Berduka adalah proses kompleks yang terjadi ketika seseorang kehilangan seseorang atau sesuatu yang penting. Prosesnya berbeda untuk setiap orang, tetapi menangis sering menjadisalah satu gejalanya.
Beberapa orang mengalami perasaan duka yang tertunda atau berkepanjangan yang tidak membaik seiring waktu. Hal ini dapat menyebabkan seseorang menangis tiba-tiba atau tanpa peringatan. Gejala lain dari kondisi ini meliputi:
- mati rasa emosional
- rasa sakit emosional yang intens
- perasaan bersalah atau bersalah secara pribadi
- merasa terisolasi atau terlepas dari orang lain
- kehilangan identitas atau tujuan
- perasaan bahwa hidup ini tidak berarti atau kosong
- pikiran untuk bunuh diri
7. Pseudobulbar affect (PBA)
PBA adalah kondisi neurologis yang dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk menangis.
PBA terjadi karena pemutusan antara lobus frontal otak, otak kecil, dan batang otak. Lobus frontal mengontrol emosi, sedangkan otak kecil dan batang otak membantu mengatur refleks.
Terputusnya hubungan antara ketiga area ini dapat menyebabkan disregulasi emosional, yang dapat menyebabkan tangisan, kemarahan, atau tawa yang tidak terkendali. PBA dapat terjadi sebagai akibat dari:
- stroke
- demensia
- sklerosis lateral amyotrophic, sering disebut ALS
- multiple sclerosis, sering disebut MS
- Penyakit Parkinson
- penyakit Wilson
- tumor otak
- cedera otak traumatis
Baca Juga: Wajib Tahu! 4 Manfaat Daun Sirih, Ternyata Bisa Meredakan Stres
8. Faktor budaya
Faktor sosial dan budaya juga dapat mempengaruhi seberapa banyak kita menangis.