NOVA.id - Beredarnya video syur mirip Nagita Slavina membuat warganet heboh.
Cepat tanggap, suami Nagita, Raffi Ahmad tidak terima sang nama sang istri dicatut.
"Aku nggak bisa nggak mungkin aku diem aja istriku diganggu-ganggu," ujarnya, seperti diberitakan NOVA, Sabtu (15/01).
Raffi pun memperingatkan agar tidak mengganggu kehidupan pribadinya, termasuk anak dan istrinya.
"Ingat, Raffi Ahmad tidak akan diam kalau istri dan anaknya diganggu-ganggu," tegasnya.
Nagita pun dengan tegas membantah dan mengaku tak pernah membuat video seperti itu.
"Aku yakin banget aku nggak pernah bikin video yang aneh-aneh," ujar Nagita.
Pihak kepolisian pun telah mengonfirmasi bahwa video syur mirip Nagita Slavina tersebut adalah hasil rekayasa.
"Hasil koordinasi dengan Siber Polda Metro Jaya video itu fake alias palsu, hasil editing," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Wisnu Wardhana.
Baca Juga: Aman dari Tukang Intip, Pengguna iPhone Bisa Sembunyikan Foto di Galeri dengan Cara Ini
Dugaan sementara, pelaku memanfaatkan teknologi deepfake untuk merekayasa video syur mirip Nagita Slavina tersebut.
Apa itu deepfake yang digunakan untuk rekayasa video?
Melansir Tribun Techno, deepfake merupakan salah satu hasil dari kecanggihan teknologi artificial intelligence (AI).
Deepfake menggunakan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk menghasilkan video yang bertukar wajah dengan mudah.
Penggunaan deepfake ini dianggap sebagai salah satu penggunaan AI yang paling berbahaya.
Pasalnya, deepfake dapat memanipulasi wajah seseorang dalam sebuah video agar terlihat seperti sedang mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka katakan.
Deepfake menggabungan antara deep learning yang merupakan bagian dari machine learning, dan fake (palsu).
AI yang digunakan untuk melakukan proses ini berbasis dari teknik Human Image Synthesis atau meniru gambar manusia yang biasa digunakan di dalam film.
Baca Juga: Hindari Over Sharing, Pakar Sarankan Hal Ini Saat Bermain Sosial Media
Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk melihat video tersebut hasil rekayasa deepfake atau tidak, berikut diantaranya:
1. Warna kulit yang tidak nyata atau perubahan warna kulit;
2. Gerakan tersentak-sentak;
3. Sinkronisasi bicara yang buruk dengan gerakan bibir;
4. Wajah atau sosok orang yang lebih buram dari latar belakang;
5. Masalah pencahayaan;
6. Piksel tambahan dalam bingkai.
Jika sulit untuk menentukan tanpa bantuan alat, ada teknologi yang tersedia berdasarkan algoritma AI.
Program-program ini dilatih untuk mengenali ketidakakuratan dalam konten visual.
Baca Juga: Belum Genap Sebulan Diluncurkan, Fitur Add Yours di Instagram Rentan Penyalahgunaan Data
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)