Harus Pintar Atur Emosi, Beda Bahasa Cinta dengan Pasangan, Bukan Akhir dari Segalanya

By Dinni Kamilani, Rabu, 23 Februari 2022 | 16:31 WIB
(Ilustrasi) Memiliki bahasa cinta yang berbeda kenapa tidak? (whyframestudio)

NOVA.id - Perbedaan sejatinya bisa menjadi warna tersendiri dalam sebuah hubungan, namun jika tidak disikapi dengan bijak, perbedaan juga bisa jadi bumerang dalam hubungan.

Berikut penjelasan yang diberikan oleh psikolog klinis dewasa, Keumala Nuranti M.Psi. atau biasa akrab disapa Lala.

Ketika memiliki bahasa cinta yang berbeda, kita juga harus pintar atur emosi, lebih lanjut  yang pertama harus ditanamkan di benak setiap individu adalah bahwa setiap orang itu berbeda-beda bahkan sekalipun anak kembar identik tetap saja kepribadiannya tidak sama.

Kata Lala, “Dengan demikian, ketika kita punya perbedaan dengan pasangan, yang muncul dari dalam diri kita bukan lagi kesal, kok beda sih, harusnya begini harusnya begitu. Sebaliknya, kita akan lebih punya kesediaan diri untuk menerima pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, termasuk bentuk bahasa cintanya yang berbeda.”

Baca Juga: Ungkapkan Bahasa Cinta Lewat Cara yang Antimainstream, Patut Dicoba!

Bagaimana cara menjembatani perbedaan dengan pasangan?

Penuhi kebutuhan satu sama lain, kita bisa mengatakan apa yang diinginkan dari pasangan, sebaliknya tanyakan juga apa yang pasangan inginkan dari kita.

Misalnya, kita dapat mengomunikasikan kepada pasangan jika bahasa cinta kita adalah dengan acts of service, kita akan sangat bahagia jika pasangan bisa membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Begitu pun sebaliknya Anda bisa melakukan hal serupa kepada pasangan sesuai dengan bahasa cinta yang dia sukai.

Dalam memenuhi bahasa cinta ini harus ada kesalingan, jangan sampai hanya salah satu pihak saja yang berjuang sendirian memenuhi kebutuhan pasangannya.

Ingat relasi ini dijalankan dan terdiri atas dua orang, pastikan keduanya dapat terpenuhi kebutuhan bahasanya cintanya.

Baca Juga: Agar Hubungan Tidak Menjadi Toxic dan Bahaya, Yuk Simak 5 Bahasa Cinta Ini

Bagaimana merawat hubungan di tengah perbedaan?

Selalu pastikan komunikasi kita dengan pasangan berjalan dengan baik. Sebaiknya hindari memberikan kode kepada pasangan agar ia bisa mengerti kita.

Alih-alih menanti pasangan bisa peka layaknya cenayang yang mampu membaca pikiran kita tanpa diberitahu, bicarakan saja langsung kepada pasangan apa yang kita inginkan darinya.

“Pasangan tidak akan pernah tahu apa yang kita inginkan selama kita enggak bisa terbuka. Jadi keterbukaan, jujur, komunikasi, adalah kunci bagaimana dua individu yang berbeda bisa jadi unit yang solid di dalam satu pernikahan atau keluarga,” kata Lala.

Dalam sebuah hubungan, bisa saja salah satu merasa tidak dicintai, bagaimana cara mengatur emosi saat merasakan hal tersebut?

Pertama, hilangkan atau hindari asumsiasumi. Prasangka-prasangka negatif terhadap pasangan hanya akan semakin memperburuk keadaan.

Baca Juga: Bahasa Cinta, Darius Sinathrya dan Donna Agnesia Pilih Lima-limanya

 

“Asumsi-asumsi itu yang perlu kita kontrol, jadi biasanya kita akan lebih emosi kalau punya asumsi yang ada di belakang kita, kalau kita punya keyakinan kalau pasangan saya sudah enggak cinta lagi, sudah punya orang lain yang dicintai, dan asumsi-asumsi lainnya.”

Jika kita bisa mengendalikan asumsi-asumsi tersebut dan fokus pada relasi yang dimiliki, ketika bahasa cinta sedang tidak dipenuhi oleh pasangan maka tindakan yang dilakukanpun akan lebih logis.

Daripada tersiksa dengan asumsi yang dibuat sendiri, tanyakan saja langsung, buka komunikasi dengan pasangan.

Misalnya, Kita sudah lama nih enggak nonton bareng. Atau, Eh kamu sudah lama deh enggak masakin ini buat aku, dan sebagainya.

Sehingga yang keluar adalah bentuk-bentuk pernyataan bahwa, hey kita sudah lama lho tidakmelakukan ini bersama, yuk kita lakukan lagi.

“Kalau kita sudah memiliki banyak asumsi, cenderung akan menyalahakan. Yang ada bukannya menghangatkan hubungan tapi melah memicu konflik baru yang bisa jadi menyulitkan hubungan kita,” ujar Lala.

Baca Juga: Bukan Bercinta, 1 Hal Ini Jauh Lebih Penting Buat Pernikahan Bahagia!

Kedua, mangelola ekspektasi. Ya, sah saja berharap kepada pasangan Anda. Namun jangan lupa untuk mengenali karakter pasangan kita.

Jika sejak awal pasangan kita adalah tipe yang cuek, jangan berharap setelah menikah tiba-tiba dia bisa berubah 180 derajat menjadi sosok yang sangat peka bak cenayang yang tahu hal yang kita inginkan tanpa diberi tahu.

Jadi, jangan ragu untuk menyampaikan keinginan kita, ya!

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)