Ahli Memprediksi Puncak Omicron Akan Lebih Cepat Melandai Dibanding Delta

By Siti Sarah Nurhayati, Sabtu, 26 Februari 2022 | 18:01 WIB
Virus corona varian omicron (dok. Kompas.com)

Terbukti, kala gelombang Delta tahun lalu, pihaknya sampai mengalih fungsikan lebih dari separuh tempat tidur, hampir 70% disediakan untuk penanganan COVID-19. Tapi saat ini dengan kapasitas yang disiapkan sekitar 40%, masih ada beberapa tempat yang belum terisi. 

Selain saat ini mampu mempertahankan fasilitas pelayanan kesehatan, diketahui juga perbandingan kasus kematian periode Omicron dengan Delta juga berbeda secara signifikan.

Namun dr. Tonang menyarankan Kemenkes untuk mengkaji lebih mendalam mengenai kasus kematian saat ini. Menurut pengamatan dr. Tonang, Di Jakarta apabila diambil rata-rata kasus mingguan maka puncaknya terjadi 10 Februari lalu, lalu diikuti penurunan angka kematian pada 20 Februari.

Apabila polanya seperti ini, maka angka kematian akan ikut turun atau melandai beberapa pekan setelah kasus konfirmasi harian menurun juga.

Masyarakat perlu mengetahui beberapa hal untuk menghadapi periode Omicron. Ini tidak berbeda jauh dengan cara-cara yang sudah dilakukan saat menghadapi gelombang Delta.

“Apabila timbul gejala, maka saat itu juga kita harus periksa (testing) PCR/Antigen. Saat hasilnya negatif, maka jangan langsung senang dahulu, tunggu dua hari lagi untuk memastikan kembali melalui tes PCR/Antigen apakah benar-benar negatif atau tidak. Apabila kontak erat, maka dilakukan tes PCR/Antigen pada awalnya (entry test)."

Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19 ke Balita, Orangtua Wajib Lakukan Hal Ini!

 

"Baik hasilnya positif maupun negatif, kontak erat harus melakukan karantina 5 hari. Nanti di hari kelima kita ulang kembali tes kedua (exit test). Apabila hasil exit test negatif, maka karantina dianggap selesai,” jelas dr. Tonang.

Meski demikian, dr. Tonang berharap periode ini akan segera mencapai puncak dan segera turun, agar kita lebih tenang menyambut bulan Ramadan. 

"Jadi kita tidak terjebak lagi dengan polemik shalat tarawih maupun lebaran yang dua tahun ini jadi terganjal akibat COVID-19,” tutup dr. Tonang

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)