Cara Budidaya Jamur dengan Tepat, Bisa Jadi Peluang Bisnis Baru!

By Ratih, Senin, 7 Maret 2022 | 17:33 WIB
Ilustrasi jamur tiram (Stefan Tomic)

NOVA.id - Jamur tiram belakangan makin populer sebagai salah satu bahan masakan.

Dari situ, muncul peluang bisnis yang cukup baik yaitu budidaya jamur tiram.

Jenis jamur yang bisa dimakan ini memiliki kandungan yang baik untuk tubuh.

Lantas bagaimana cara budidaya jamur yang tepat?

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) relatif dapat dibudidayakan di semua lokasi, baik dataran tinggi atau dataran rendah.

Umumnya dalam budidaya jamur tiram dilakukan dengan media baglog dengan bahan utama serbuk kayu.

Namun, seiring dengan semakin meningkatnya permintaan produksi, ada media tanam alternatif lain yang relatif lebih mudah ditemukan dan dengan harga murah.

Salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai alternatif pengganti serbuk kayu adalah serbuk gergaji, yang memiliki struktur dan kandungan yang tidak jauh berbeda dengan serbuk kayu.

Jika tertarik untuk mulai menekuni budidaya jamur tiram, berikut cara budidaya jamur tiram dengan serbuk gergaji yang sederhana dan mudah.

Baca Juga: Ingin Memajukan UMKM, Organisasi Ini Ajak Perempuan untuk Terus Kreatif

1. Persiapan media tanam

Umumnya media tanam dalam budidaya jamur dikenal dengan istilah baglog. Tahapan pembuatan media menggunakan serbuk kayu juga secara teknis tidak jauh berbeda, hanya serbuk kayu yang biasa dipakai digantikan dengan serbuk gergaji.

Secara lengkap tahapannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

-Pertama, siapkan bahan media tanam dengan komposisi serbuk gergaji (70-80 persen), bekatul (10-15 persen), kapur (1-2 persen) dan biji-bijian (2-5 persen). Sebelum dicampur sebaiknya serbuk gergaji dikomposkan terlebih dahulu agar tekstur menjadi lebih lunak dan lembut. Perlu diingat pula, serbuk gergaji yang digunakan harus berasal dari kayu yang tidak menghasilkan getah. Sebab, kayu bergetah dapat menghambat dan mematikan pertumbuhan miselium.

-Lama waktu pengomposan berkisar 7 sampai 14 hari. Biasanya kompos serbuk gergaji yang sudah jadi akan menunjukkan perubahan warna dan bau.

-Setelah itu, campurkan bahan-bahan yang telah disebutkan di atas. Aduk hingga rata dan tambahkan air hingga kadar air mencapai 70 sampai 80 persen.

-Selanjutnya, masukkan media tanam ke dalam plastik PP kapasitas 1 kg tahan panas. Isikan media ke dalam wadah dan padatkan dengan menggunakan alat pengepres atau secara manual.

-Setelah semua media terisi, maka selanjutnya dilakukan sterilisasi dengan cara mengukus baglog pada suhu 100-120 derajat celcius selama 7-8 jam.

-Setelah stetilisasi selesai, maka baglog dapat dimasukkan ke dalam ruang tanam khusus.

Baca Juga: Butuh Jasa Pengendalian Hama? Percayakan pada AAG Pest Control

2. Pembuatan kumbung jamur

Pembuatan kumbung dapat dilakukan dengan sederhana, yakni menggunakan bangunan yang sudah tidak terpakai atau dapat membuat bangunan baru dengan menggunakan material yang sederhana.

Tidak ada kritetia khusus untuk bangunan kumbung jamur.

Namun, idealnya kumbung jamur harus dibuat dengan kriteria berikut ini:

-Luas bangunan idealnya adalah 5 X 5 meter, namun dapat dibuat lebih luas tergantung dengan luas lokasi yang dimiliki.

-Tinggi bangunan kumbung dibuat setinggi 3 sampai 3,5 meter dengan atap yang terbuat dari genteng atau bekas daun alang-alang atau jerami.

-Jangan gunakan seng atau asbes, karena akan meningkatkan suhu ruangan.

-Kumbung dilengkapi dengan jendela yang dapat dibuka dan ditutup untuk pertukaran udara. Di dalam kumbung dibuat rak dengan ukuran 1 X 2 meter dan tinggi rak 2 meter.

-Lokasi kumbung sebaiknya dekat dengan sumber air, sehingga memudahkan penyiraman.

Baca Juga: Butuh Jasa Pengendalian Hama? Percayakan pada AAG Pest Control

3. Budidaya

Tahapan budidaya jamur tiram dengan serbuk gergaji diawali dengan penanaman atau inokulasi bibit. Sebagimana pada penanaman bibit jamur lainnya, penanaman harus dilakukan di ruangan khusus dengan prosedur yang ketat.

Tahapan inikulasi yang steril akan menghasilkan baglog yang baik bagi pertumbuhan miselium.

Sebaliknya, proses inokulasi yang beelangsung dengan tidak steril akan dapat menyebabkan kontaminasi yang pada akhirnya akan menyebabkan miselium jamur mati dan risiko kegagalan budidaya juga akan meningkat.

Oleh sebab itu, teknik inokulasi hatus dilakukan dengan cara dan kondisi yang steril. Pun keberhasilan budidaya juga ditentukan oleh kualitas bibit yang digunakan.

Oleh sebab itu, pilih bibit yang berkualitas dan unggul serta memiliki produktivitas yang tinggi. Dengan demikian, nantinya hasil panen yang akan diberikan oleh jamur tiram juga akan tinggi produksinya.

Adapun kriteria bibit yang baik dapat dilihat dari hal-hal berikut ini. Bibit jamur yang digunakan jelas asal-usulnya dan berasal dari pembudidaya bibit jamur yang telah memiliki reputasi yang baik. Warna miselium jamur putih cerah dan tidak terdapat warna lainnya.

Bibit jamur memiliki bonot yang berat yang menunjukkan kualitas bibit. Tanggal penanamn bibit masih dalam waktu yang dekat, yakni tidak lewat dari 20-30 hari dari penanaman bibit dari F1 ke F2.

Perhatikan penyimpanan bibit sebelum digunakan untuk mempertahankan kualitas. Letakkan bibit di dalam lemari pendingin dengan suhu 16-18 derajat celcius.

Baca Juga: Adakan Pertemuan Tahunan, PT Magfood Amazy International Bahas Strategi Jitu Bangun Bisnis di Era New Normal

4. Pemeliharaan dan perawatan

Selain menentukan keberhasilan budidaya, perawatan dan pemeliharaan intensif akan dapat menentukan kualitas hasil panen. Harus diperhatikan pula ketepatan perawatan dan pemeliharaan agar mendongkrak hasil panen.

Adapun hal wajib dilakukan pembudidaya demi menjaga kualitas dan kuantitas hasil budidaya jamur tiram antara lain sebagai berikut.

-Penyiraman: Penyiraman dilakukan minimal dua kali dalam sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan menggunakan selang yang pada bagian ujungnya di beri nozzle.

Penyiraman dilakukan dengan menyiramkan pada bagian lantai dan atap.

Penyiraman harus rutin dilakukan untuk menjaga suhu dan kelembapan di dalam kumbung. Ketika cuaca panas, maka sebaiknya penyiraman intentitasnya dapat dilakukan dengan cara ditambah frekuensinya.

-Pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT): Pengendalian HPT dilakukan secara manual, yakni dengan cara membunuh hama yang muncul pada baglog.

Sebab dalam budidaya jamur tidak diperkenankan menggunakan pestisida.

Oleh sebab itu, pengendalian secara preventif merupakan metode yang paling tepat.

Baca Juga: Punya UMKM Kuliner? Begini 4 Cara Mengurus Sertifikat Halal

5. Panen

Apabila permukaan baglog yang digunakan telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam satu hingga dua minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen.

Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7 hingga 0,8 kg.

Setelah itu baglog dapat dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.

Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah terlihat meruncing, namun tudungnya belum pecah, dan warnanya masih putih bersih.  

Bila masa panen lewat setengah hari saja, maka warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah.

Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama. 

Meski cukup rumit, budidaya jamur tiram bisa jadi bisnis yang menjanjikan lo, Sahabat NOVA.

Tertarik mencoba?

Baca Juga: Hobi Pelihara Ikan dalam Akuarium Ternyata Banyak Manfaatnya!

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cara Budidaya Jamur Tiram Pakai Serbuk Gergaji, Mudah dan Sederhana