Pentingnya Introspeksi, Ketahui Penyebab Anak Benci Orangtua Saat Tumbuh Besar

By Ratih, Sabtu, 12 Maret 2022 | 17:23 WIB
Ilustrasi anak benci orangtua (Antonio_Diaz)

NOVA.id - Di era saat ini, mendidik anak adalah tugas yang makin sulit dijalankan.

Adanya internet, smartphone, dan kemajuan digital lainnya membuat anak mudah terekspos pada hal yang tidak bisa orangtua kontrol.

Akibatnya, tak jarang anak memiliki pandangan yang sangat berbeda dengan anak.

Sayangnya pada banyak kasus, orangtua enggan mengalah dan mengintrospeksi diri.

Banyak orangtua yang justru makin keras dan tak mau menyediakan waktu untuk belajar memahami anak mereka sendiri.

Padahal di usia remaja, anak sedang dalam proses mencari jati diri dan biasanya memberontak jika dilarang.

Tak heran jika ditemukan banyak kasus anak benci orangtua.

Alih-alih menyalahkan anak melulu, orangtua sebaiknya mengikuti tips parenting agar Pintar Atur Emosi.

Dengan Pintar Atur Emosi, orangtua bisa menyadari penyebab anak benci orangtua dan kenakalan remaja lainnya, antara lain:

Baca Juga: Pintar Atur Emosi, Begini Cara Cinta Laura Mencintai Diri Sendiri

1. Orangtua selalu menganggap anak sebagai anak kecil

Jika anak boros atau sulit melakukan apapun sewaktu kecil, tak berarti dia akan seperti itu seterusnya.

Bisa saja setelah dewasa, ia menjadi orang sukses yang hemat dan bertanggung jawab.

Jadi, berikan anak kesempatan untuk menunjukkan seperti apa dirinya sekarang.

Jangan terus memandang anak dengan “image-nya” sewaktu kecil.

2. Orangtua tidak memberi ruang privasi anak

Jangan terlalu sering mengurus apa yang bukan urusan kita, seperti pernikahan anak.

Jangan pula menceritakan rahasia anak pada orang lain, termasuk saudara kandungnya sendiri.

Terlalu sering mengomel dan memerintahkan anak untuk melakukan sesuatu meski ia tak ingin pun bisa membuatnya kesal.

Baca Juga: Tak Perlu Jadi Ibu Sempurna, Psikolog: Belajarlah Menjadi Ibu yang Baik

3. Orangtua mendengarkan namun tidak memahami

Banyak orangtua selalu mengambil kesimpulan sebelum anak selesai berbicara, atau langsung menasehatinya tanpa menanyakan bagaimana keadaannya.

Jangan bersikap seperti ini. Lebih baik, tetaplah diam dan pahami dulu kata-kata anak sebelum merespon kata-katanya.

Jika tidak paham dengan kata-kata anak, mintalah ia untuk kembali menjelaskannya.

4. “Menyeret” orang lain

Jika tidak bisa mendapatkan sesuatu dari anak, orangtua akan mencoba untuk mendapatkan hal itu dari orang lain, termasuk pasangan anak. 

Namun hal ini bisa menyeret orang lain ke masalah yang seharusnya hanya terjadi antara kita dan anak.

Ini akan membuat anak kehilangan kepercayaan pada orang tua.

Akibatnya mereka tidak lagi menganggap orangtua sebagai panutan namun justru pengganggu yang patut dibenci.

Baca Juga: Healing Tak Melulu Perilaku Impulsif, Kisah Founder Beauty Picnic Community Ini Bisa Ubah Perspektif Kita

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)