NOVA.id - Intermittent fasting (IF) adalah puasa berselang di mana kita secara sadar atau sengaja melewatkan makanan tertentu.
Misalnya, melewatkan sarapan atau makan malam.
Selama periode puasa, kita makan sangat sedikit atau tidak sama sekali.
Tapi, kita boleh minum air putih, kopi hitam, teh tanpa gula.
Pokoknya, semua minuman tanpa kalori.
Bayangkan juga nikmatnya feeding window alias hari atau jam makan.
IF sebenarnya sudah lama dikenal di luar negeri dengan memiliki beragam pola.
Salah satu pola IF dicetuskan Brad Pilon dengan nama “Eat Stop Eat”.
Pola ini melibatkan puasa selama 24 jam, tapi hanya sekali atau dua kali seminggu.
Baca Juga: Tips Diet ala Nagita Slavina yang Bisa Membuat Tubuhnya Kembali Ideal Setelah Melahirkan
Misalnya kita terakhir makan pukul 19.00, maka hingga pukul 19.00 keesokan harinya kita tidak boleh makan sama sekali.
Ada juga pola yang dipopulerkan Marthin Berkhan yaitu “Lean Gains” alias puasa selama enam belas jam, lalu makan selama delapan jam.
Diet IF menjadi sangat menggiurkan karena tanpa berolahraga dan “cuma” berpuasa, berat badan bisa turun dalam waktu singkat.
Dilansir dari Kompas. com, sebuah studi review tahun 2014 menemukan bahwa pola makan ini dapat menyebabkan penurunan berat badan 3-8 persen selama 3-24 minggu.
Menurut penelitian yang sama, orang juga kehilangan 4-7 persen lingkar pinggangnya.
Pantas saja pola diet intermittent fasting diklaim bisa cepat turunkan berat badan dalam hitungan minggu.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)