NOVA.id - Bulan Ramadan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam akan segera datang. Ramadan terjadi pada bulan kesembilan dari total 12 bulan menurut kalender Qomariyah (Hijriah).
Bulan suci ini tiba berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi dan bulan bersama-sama dengan bumi mengelilingi matahari.
Untuk itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mempersiapkan diri dengan informasi data-data hilal dan rencana pengamatan (rukyat) hilal di seluruh Indonesia.
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan, pengamatan posisi bulan dan matahari menjadi salah satu tupoksi BMKG yang dapat digunakan untuk penentuan waktu.
"Mengingat perubahan posisi kedua benda langit ini dapat diprediksi, BMKG menginformasikan posisi keduanya sebelum terjadi, berdasarkan hisab (perhitungan)," ujar Rahmat dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Selasa (22/3/2022).
Untuk mengetahui keakuratan prediksi (hisab), lanjut dia, BMKG melaksanakan pengamatan/observasi (rukyat) hilal awal bulan Qamariah (Hijriyah) setiap awal bulan Qomariyah, minimal 12 kali dalam satu tahun.
Mekanisme pengamatan dilakukan dengan memanfaatkan atau menggunakan teleskop/teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.
"Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk barat," tutur Rahmat.
Data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG pusat, yang kemudian disimpan dan disebarluaskan secara online ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal.
Baca Juga: Bulan Ramadan Tinggal Hitung Hari, Begini Cara Mengontrol Berat Badan Selama Puasa
Rukyat hilal
Dalam rangka penentuan awal bulan Ramadan 1443 H (2022 Masehi), BMKG akan melaksanakan rukyat hilal pada hari Jum’at (1/4/2021) oleh 34 tim yang tersebar di Banda Aceh, Tapanuli Tengah (Pantai Binasi dan Pantai Sindeas), Pariaman, Bengkulu, Tanjung Pinang, Batam (2 tim),