NOVA.id - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), serta Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) memprediksi ada efek badai matahari yang akan menghantam bumi.
Menurut prediksi tersebut, fenomena alam efek badai matahari akan terjadi pada Kamis (14/04).
Dalam laporan kedua badan antariksa itu, menunjukkan bahwa badai Matahari akan menuju medan magnet Bumi.
”Hantaman langsung (badai Matahari) berdasarkan model prediksi badai matahari NOAA dan NASA menunjukkan badai menghantam 14 April, tepat di depan aliran angin Matahari yang cepat," ujar ahli cuaca luar angkasa Tamitha Skov.
Berdasarkan catatan NOAA, sejumlah badai geomagnetik yang kuat telah diamati dalam beberapa jam terakhir setelah aktivitas intensif di Matahari.
Ini menyebabkan dua letusan filamen yang berbeda.
Fenomena itu dikenal sebagai lontaran massa korona atau coronal mass ejection (CME).
Untuk diketahui, CME adalah pelepasan plasma besar dari korona Matahari, yang mengandung miliaran ton partikel dan bergerak sangat cepat diikuti medan magnet yang mengikatnya.
Dengan demikian, memicu bagai geomagnetik yang bisa berdampak pada Bumi.
Baca Juga: Jelang Hari Kartini, RUU TPKS Disahkan, Puan Maharani: Hadiah untuk Perempuan Indonesia
NASA memperkirakan bahwa badai geomagnetik yang akan terjadi termasuk kategori kelas G2.
Space Weather Center (SWPC) Amerika Serikat telah memberikan kelas bagi badai Matahari, dari skala G1 yang paling rendah dan G5 yang terekstrem.
Badai Matahari yang paling ringan sekalipun bisa menyebabkan fluktuasi jaringan listrik, bahkan pengoperasian satelit di orbit.
Kemudian sinyal radio, sistem navigasi, serta hewan yang bermigrasi dapat terganggu karena fenomena ini.
Ketika badai geomagnetik bersentuhan dengan medan magnet Bumi, berpotensi menyebabkan pemadaman radio, bahkan pemadaman listrik jika secara langsung menyerang transformator.
"Risiko pemadaman radio tetap rendah, tetapi operator #radio amatir dan pengguna GPS menghadapi gangguan di sisi malam Bumi," tulis Skov melalui akun Twitter-nya.
Di sisi lain, badai Matahari yang diprediksi akan terjadi pada 14 April 2022 ini menyebabkan pemandangan luar biasa yaitu aurora, seperti Cahaya Utara yang sangat terkenal.
Jika kondisi langit cerah, aurora borealis juga bisa terlihat di sejumlah negara termasuk Inggris bagian utara dan Irlandia Utara.
Skov menambahkan, berdasarkan model prediksi NASA badai Matahari akan menghantam Bumi pukul 12.00 waktu setempat. Sementara model NOAA, yang menunjukkan kedatangan sedikit lebih awal, yakni pada pukul 07.00 waktu setempat.
Baca Juga: Selain Kemenhub, Jasa Raharja Juga Gelar Mudik Gratis, Begini Cara Daftarnya
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Badai Matahari Diprediksi Akan Menghantam Bumi 14 April 2022, Apa Dampaknya?