"Telur adalah bagian dari perayaan Eastre. Rupanya telur dimakan di festival dan mungkin juga dikubur di dalam tanah untuk mendorong kesuburan," imbuhnya.
Sumber lain mengatakan tadisi telur paskah sudah ada sejak abad ke-13.
Saat itu telur merupakan makanan terlarang selama masa Prapaskah.
Di masa itu, umat Kristiani harus menjalankan puasa sehingga tidak boleh mengonsumsi daging atau produk hewani apa pun, termasuk keju, susu, krim, dan telur.
Oleh karena itu orang-orang akan melukis dan menghias telur untuk menandai akhir periode penebusan dosa dan puasa.
Kemudian mereka akan memakannya pada hari Paskah sebagai simbol perayaan.
Telur paskah memiliki simbol kuno yang bermakna kehidupan baru.
Baca Juga: Jelang Hari Kartini, RUU TPKS Disahkan, Puan Maharani: Hadiah untuk Perempuan Indonesia
Dari perspektif umat Kristiani, telur Paskah mewakili kebangkitan Yesus dari kubur dan kebangkitan.
Oleh karena itu, telur paskah sering dikaitkan dengan perayaan Paskah yang merupakan hari raya kebangkitan Yesus Kristus.
Bahkan, sebagian umat Kristiani juga menyebutnya sebagai "telur kebangkitan."