NOVA.id - Sejak pandemi Covid-19 muncul, bisa dibilang kehidupan masyarakat pun banyak berubah termasuk gaya hidup dan cara kerja.
Bahkan tak sedikit pula perusahaan yang hingga kini masih menerapkan work from home sejak pandemi Covid-19 dimulai dua tahun lalu.
Tentu, bekerja dari rumah tidak mengurangi produktivitas seseorang, terlebih sudah banyak tranformasi digital yang membantu karyawan memudahkan "bertemu" karyawan lainnya walau hanya sekadar bertatapan di layar.
Zoom Video Communications, Inc. (NASDAQ: ZM) baru saja menyorot transformasi gaya kerja karyawan, khususnya di kawasan Asia Pasifik, dalam acara Work Transfomation Summit APAC.
Terdapat setidaknya tiga pilar utama dalam mendukung transformasi gaya kerja dalam sebuah organisasi, yang meliputi tempat kerja, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan meningkatkan kualitas pengalaman kerja karyawan.
“Survei Work Reimagines yang dilakukan Ernst & Young tahun lalu mengungkapkan bahwa lebih dari separuh karyawan di Asia Pasifik akan berhenti dari pekerjaan mereka saat ini jika perusahaan tidak menawarkan fleksibilitas kerja pasca pandemi.
Jika kita mempertimbangkan waktu yang terbuang dan emosi yang tidak stabil akibat perjalanan ke dan dari tempat kerja, maka seharusnya tidak mengherankan apabila karyawan ingin mempertahankan fleksibilitas tersebut,” ujar Ricky Kapur, Head of APAC, Zoom.
Karyawan Zoom tumbuh dari 2.400 ke 6.100 orang sejak Februari 2020 ke December 2021 yang tersebar di lebih dari 35 negara, dengan 98% karyawan bekerja jarak jauh.
Pada kesempatan ini, Ricky juga memperkenalkan gaya kerja baru yang diterapkan Zoom kepada karyawan mereka, yakni Zoom Workstyles.
Baca Juga: Jangan Khawatir Pakai Aplikasi Zoom untuk Meeting, Berikut Panduan Aman Cara Menggunakannya
Masa depan gaya kerja di Zoom akan fokus pada kemampuan membentuk lingkungan kerja yang fleksibel bagi karyawan. Ketika situasi sudah aman untuk kembali bekerja di kantor, gaya kerja Zoom yang fokus pada karyawan akan berbentuk seperti berikut:
- Tatap muka: Karyawan dengan peran atau dipekerjakan untuk berada di kantor setiap hari, sebagaimana didefinisikan oleh peran dan tanggung jawab.
- Jarak jauh: Karyawan yang awalnya dipekerjakan untuk bekerja dari jarak jauh atau yang telah pindah tempat tinggal permanen mereka di luar perjalanan yang wajar dari kantor Zoom terdekat mereka.
- Hybrid: Karyawan dengan jarak perjalanan yang wajar yang memilih untuk pergi ke kantor untuk beberapa hari tertentu dalam seminggu atau sebulan. “Bagaimana pun juga, kerja bukan lagi soal tempat, melainkan ruang. Ruang di mana kita dapat berkolaborasi. Kerja dapat dilakukan dari mana saja, selama ada ruang bagi kita untuk terhubung dan berkolaborasi. Ruang bisa berupa rumah, kantor, atau suatu tempat di antara keduanya,” tambah Ricky.
Fitur-fitur Zoom yang Mendukung Fleksibilitas Kerja
Sergio Aguilera, Head of Solutions Engineering at Zoom, menyorot produk-produk terbaru Zoom yang mendukung gaya kerja tersebut, yakni:
- Zoom Rooms, platform agnostik yang memungkinkan kolaborasi real-time dari berbagai tempat.
- Workspace Reservations, yang membantu karyawan untuk menjadwalkan terlebih dahulu ruangan yang akan mereka gunakan dan memperlihatkan ruangan yang tersedia.menyediakan visibilitas sumber daya yang tersedia.
Baca Juga: Efek Samping Vaksin Kanker Serviks Tergolong Ringan, Dokter: Nggak Perlu Takut
- Zoom for Home, dirancang untuk membantu pekerja terhubung dan berkolaborasi dengan personalisasi pengalaman, di mana Zoom for Home memungkinkan pengguna untuk menyamakan kalender, status, pengaturan konferensi, dan telepon pada berbagai perangkat untuk pengalaman komunikasi terpadu yang mengutamakan video.
- Zoom Phone, memungkinkan pengguna untuk selalu terhubung dan responsif, baik di meja kerja atau di perjalanan, dengan transisi tanpa hambatan dari ponsel ke video dengan Zoom Meetings.
- Zoom Chat, yang memudahkan kolaborasi tim dan partisipan eksternal dengan enterprise chat dan konferensi video instan.
- Zoom Whiteboard, berperan sebagai kanvas digital yang memungkinkan kolaborasi visual yang kuat dan mudah digunakan sebelum, selama, dan setelah konferensi Zoom.
- Smart Gallery, fitur yang secara otomatis akan mendeteksi peserta dalam sebuah ruangan, dan membuat camera feed terpisah untuk setiap peserta. Fitur ini memastikan bahwa pekerja jarak jauh dapat berkolaborasi secara digital dengan efektif, selayaknya komunikasi tatap muka.
- Zoom Transcription, telah diperbarui untuk memberikan kesetaraan yang lebih besar, khususnya bagi individu yang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk memproses suatu konten.
Penambahan kemampuan penerjemahan otomatis secara real-time – sejauh ini tersedia dalam 12 bahasa – akan menjadikan fitur ini sebagai tool yang penting di kawasan dengan penduduk yang menggunakan banyak bahasa. Sebuah studi Forrester tentang Pengaruh Ekonomi Keseluruhan yang dilakukan Zoom baru-baru ini, menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan platform Zoom bisa meningkatkan ROI dengan kontribusi hingga 261% dalam kurun waktu tiga tahun, sebagaimana disampaikan oleh Gina Kuek, APAC Leader for People Experience Business Partner at Zoom. Beberapa manfaat lainnya meliputi:
- Meningkatkan produktivitas karyawan hingga 52 menit setiap minggu
- Meningkatkan time-to-value atas penjualan sebesar 70%
- Meringankan beban tim TI internal dengan mengurangi waktu troubleshooting sebanyak 75%
Baca Juga: Posisi Johnny Depp Menguat, Psikolog Sebut Amber Heard Derita 2 Gangguan Kepribadian Ini
- Mengeliminasi teknologi yang berulangMenghemat biaya perjalanan tahunan Gina lebih lanjut menjelaskan bagaimana ia membentuk budaya karyawan yang akrab dan produktif melalui Zoom Events.
Platform ini memungkinkan pengguna untuk menciptakan pengalaman virtual all-in-one untuk merayakan momen-momen penting dan memberikan pengalaman yang imersif.
Pembukaan diikuti dengan panel bersama mitra-mitra Zoom, yakni Harvey Jones, Workplace Collaboration Lead at Atlassian, dan Ong Chin Yin, Chief People Officer at Grab.
Keduanya berbagi mengenai bagaimana perusahaan mereka mendukung dan memfasilitasi ruang kerja yang lebih fleksibel dan gesit, serta hal-hal positif yang terjadi selama transisi gaya kerja ini. (*)