Topik terakhir yakni Digitalisasi dan Inklusi, dengan mengundang CEO Tokopedia William Tanuwijaya sebagai pembicara.
Secara garis besar, forum diskusi ini membicarakan mengenai hambatan, mitigasi transisi penggunaan energi hijau, memastikan transisi yang adil dan terjangkau dan potensi investasi di sektor ini.
Melissa Stark dari Accenture turut berpartisipasi dengan menjelaskan proyek investasi transisi energi di Indonesia.
Pertemuan bilateral dengan mitra strategis dari perusahaan serta asosiasi bisnis Swiss di antaranya Economiesuisse, Badan Inovasi Swiss Innosuisse, Grup Roche, Kamar Dagang Swiss-Asia juga digelar untuk kembangkan ikatan bisnis yang lebih kuat.
Lebih lanjut, Shinta menginformasikan bahwa sesudah Swiss, lawatan diteruskan ke Belanda, Belgia dan Jerman, beberapa negara yang dikenal sangat maju ekonominya dan mitra paling menjanjikan di antara negara-negara Uni Eropa lainnya.
Saat ini, nilai perdagangan ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa tiap tahunnya mencapai sekitar 25,5 miliar dolar AS dan ada 2,69 miliar dolar AS investasi Eropa di Indonesiadi sektor jasa, manufaktur dan keuangan.
KADIN Indonesia juga mengadakan pertemuan kehormatan dengan DirektoratJenderal Perdagangan Komisi Eropa dan Business Europe di Brussel, Belgia.
Baca Juga: Apa Perbedaan Bos dan Pemimpin? Begini Kata Kiki Rizki dari KADIN Indonesia
Selain itu, untuk mengoptimalkan potensi kemitraan perdagangan dan ekonomi kedua belah pihak, saat ini sedang dirancang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia - Uni Eropa.
“Meskipun perdagangan terus meningkat, masih banyak peluang kerjasama antara perusahaan Eropa dan Indonesia yang dapat digali demi membawa manfaat bagi perekonomian kedua pihak."
"Ini eranya diversifikasi usaha dan menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh. KADIN Indonesia siap menjembatani anggota UE untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia,” tegas Shinta.
Shinta juga mengatakan Indonesia dan Eropa berkolaborasi dalam mengatasi banyak tantangan global, termasuk pandemi COVID-19, perubahan iklim, energi hijau, hingga pembangunan demokrasi sehingga Presidensi G20 dan B20 Indonesia menjadi momentum untuk mendorong lebih banyak kolaborasi yang bermanfaat bagi pemulihan dunia pasca pandemi.
Bagi delegasi Indonesia, lawatan ini menjadi fondasi penting bagi B20 Indonesia dalam memperluas partisipasi para pemimpin bisnis global untuk mendorong transformasi ekonomi dunia di masa depan.
Baik Arsjad maupun Shinta mengatakan hubungan kuat dengan UE akan membantu B20 Indonesia dalam menyediakan jaringan lintas negara, terutama terkait kesempatan berbagi pengetahuan untuk menciptakan program warisan demi percepatan pemulihan ekonomi dunia.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)