NOVA.id - Indonesia Gastronomi Community (IGC) bekerja sama dengan SIJI Solusi Digital meluncurkan museum gaya pop-up dengan tema Gastronosia: Dari Borobudur untuk Indonesia, Senin (27/06/2022).
Pop up museum Gastronosia menggambarkan mahakarya kuliner asli Indonesia Abad VIII–X di era Kerajaan Mataram Kuno.
Ria Musiawan, selaku Ketua Umum IGC mengatakan, “Gastronosia ini tidak akan berhasil tanpa dukungan pemerintah yang mengangkat tema budaya dalam makanan dan upaya diplomasi gastro, terutama dari Kementerian Pendidikan dan Budaya, RISTEK dan Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI dengan kampanye “Spice Up the World.”
Gilang Wicaksono sebagai ketua penyelenggara kegiatan Gastronosia menyatakan, "Pop up museum ini sangat relevan dengan kekinian karena menggunakan pendekatan experiential, yaitu memberi pengalaman yang berbeda bagi pengunjung. Makanan tidak hanay disajikan dalam bentuk foto, namun juga video dan tiga dimensi.”
Direktur Utama Siji Solusi Digital, Dimas Fuady mengatakan, “Museum ini dirancang dalam lima segmen, pertama akan menjelaskan konsep Gastronosia, kemudian perihal Borobudur dan relief terkait makanan Mataram Kuno, ragam makanan di era tersebut, dapur masa lalu dan kini, dan penerjemahan ke dalam makanan modern.”
Lanjutnya, “Kurator dari museum ini adalah ahli dari SIJI Agit Maulana, dan tim dari IGC Nia Sarinastiti dan Sumartoyo, dengan pendampingan Riris Purbasari dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah. Jadi pengunjung selain belajar sejarah, juga belajar tentang kekayaan makanan kita.”
Chef Sumartoyo, selaku curator yang merekonstruksi makanan mengatakan bahwa perjalan dalam membuat rekonstruksi makanan dimuali sejak 2017 oleh tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah.
Makanan yang terdapat pada relief di candi tidak sebanyak yang ada di relief, karena gambar tidak bisa menjelaskan secara ditel.
“Makanan yang diangkat di pop-up museum adalah yang dipergunakan pada jamuan upacara penetapan Sima, yang mengabiskan beras 57 karung, menyembelih 6 kerbau, dan ayam 100 ekor.
Baca Juga: Pameran Agus Suwage: The Theater of Me di Museum MACAN Dapat Dukungan dari Mowilex