NOVA.id - Apakah Sahabat NOVA pernah mendengar istilah strict parents?
Strict parents adalah istilah untuk menyebut orang tua dengan pola asuh yang menetapkan standar tinggi bagi anak-anaknya.
Gaya pengasuhan strict parents disebut otoriter dan keras, terutama dalam menanamkan kedisiplinan dan kepatuhan.
Strict parents tidak terbuka untuk berdiskusi atau mendengarkan sudut pandang anak.
Meskipun memiliki batasan dan harapan terhadap anak-anak adalah hal yang baik, aturan harus diseimbangkan dengan kehangatan dan rasa hormat terhadap anak juga.
Anak-anak dari orang tua yang terlalu ketat mungkin memiliki beberapa masalah berikut, seperti yang dilansir dari Medicine Net.
1. Tingkat percaya diri yang rendah
Sebuah penelitian terhadap mahasiswa menemukan bahwa mereka yang orang tuanya lebih otoriter memiliki harga diri yang rendah.
Mereka memiliki lebih banyak masalah perilaku dan menunjukkan lebih sedikit inisiatif dan ketekunan daripada siswa yang orang tuanya tidak begitu ketat.
Baca Juga: Mengenal Co-parenting, Pola Asuh Anak untuk Orangtua yang Bercerai
2. Kejahatan
Orang tua yang ketat dan suka mengontrol cenderung membesarkan anak-anak yang tidak sopan dan nakal.
Anak-anak tidak melihat orang tuanya sebagai figur otoritas yang sah. Karena itu, mereka cenderung tidak mengikuti aturan dan lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam perilaku nakal.
3. Depresi
Anak-anak dengan orang tua yang kritis terhadap mereka dan mengabaikan perasaan mereka lebih mungkin untuk mengembangkan depresi dan kecemasan.
4. Penindasan
Anak-anak dari orang tua otoriter lebih mungkin untuk korban bully dan menjadi pelaku bully.
Mereka memiliki harga diri yang lebih rendah dan merupakan target yang lebih mudah bagi para pengganggu.
Atau, mereka lebih cenderung menjadi pengganggu karena mereka melihat perilaku itu dicontoh di rumah.
Baca Juga: Kasus Bullying di Sulawesi Utara, Anak Kasatpol PP Ikut Jadi Korban Penganiayaan
5. Masalah Perilaku
Sebuah penelitian terhadap 600 anak berusia 8 hingga 10 tahun menunjukkan bahwa mereka yang memiliki orang tua otoriter mempunyai masalah perilaku yang paling banyak.
Mereka menunjukkan perilaku yang lebih menantang, hiperaktif, agresi, dan perilaku antisosial. Mereka juga memiliki lebih banyak masalah emosional dan menunjukkan lebih sedikit perilaku prososial.
6. Masalah dengan Pengaturan Diri
Sebuah penelitian di University of Georgia menemukan bahwa anak-anak yang orangtuanya tegas lebih cenderung bertingkah.
Mereka juga kurang mampu mengatur diri sendiri dan memecahkan masalah begitu mereka dewasa.
Ketika anak-anak, orang tua mereka memiliki kemampuan lebih untuk menegakkan pedoman. Dan ketika anak-anak mencapai masa remaja, mereka belum belajar mengatur perilaku mereka sendiri. Mereka tidak memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah secara mandiri.
7. Kegemukan
Anak-anak prasekolah dengan orang tua otoriter 35% lebih mungkin mengalami obesitas daripada teman sebayanya. Anak usia sekolah dengan orang tua otoriter 41% lebih mungkin mengalami obesitas dibandingkan anak dengan orang tua otoriter.
Baca Juga: Selain Penyakit Jantung dan Diabetes, Obesitas Juga Picu Banyak Jenis Kanker
Lantas, apakah Sahabat NOVA adalah strict parents? Berikut ini ciri strict parents dilansir dari Very Well Family.
1. Memiliki kebijakan tanpa toleransi
Meskipun penting untuk memiliki aturan yang jelas, sama pentingnya untuk menyadari bahwa selalu ada pengecualian untuk aturan tersebut.
Daripada mengambil sikap otoriter dalam segala hal, tunjukkan kesediaan untuk mengevaluasi perilaku anak dalam konteks keadaan tersebut.
2. Anak jadi banyak berbohong
Penelitian menunjukkan bahwa disiplin yang keras mengubah anak-anak menjadi pembohong yang baik. Jika terlalu ketat, anak bakal cenderung berbohong demi menghindari hukuman.
3. Memiliki daftar aturan yang panjang
Aturan itu baik, tetapi terlalu banyak aturan bisa berbahaya.
Buat aturan tetap sederhana dan hanya sertakan yang paling penting yang kita ingin anak ingat.
Baca Juga: 5 Tipe Ibu dan Dampaknya pada Karakter Anak, Kamu Termasuk yang Mana?
4. Anak memiliki sedikit waktu untuk bersenang-senang
Banyak anak dengan orang tua yang strict lari dari aktivitas ke aktivitas dengan sedikit waktu istirahat. Ingatlah, penting juga bagi anak-anak untuk memiliki waktu luang.
5. Kita tidak mengizinkan konsekuensi alami
Strict parents sering kali berusaha keras untuk menghindari anak melakukan kesalahan. Padahal, anak-anak seringkali mampu belajar dari kesalahan mereka ketika mereka menghadapi konsekuensi alami.
6. Terlalu banyak mengomel
Jika kita mendapati diri kita mengomeli anak tentang segala hal mulai dari kapan harus mengerjakan pekerjaan rumah hingga kapan harus berlatih bermain piano, mereka tidak akan belajar melakukan hal-hal itu sendiri.
7. Terus menerus memberikan arahan
Ciri strict parents berikutnya yaitu kita selalu memberikan arahan untuk anak, seperti "Duduklah dengan tegak", "Berhenti menyeret kaki Anda", "Jangan menyeruput minuman Anda", dan sebagainya.
Kalau kita terus menerus begitu, anak akan mengabaikan kita. Simpan instruksi untuk masalah yang paling penting sehingga kita akan didengar.
Baca Juga: Soal Pola Asuh, Shandy Aulia: Aku Enggak Pengin Sesama Ibu Saling Membanding-bandingkan
8. Tidak memberikan pilihan
Orang tua yang ketat lebih sering memberikan perintah daripada menawarkan pilihan kepada anak.
9. Tidak membiarkan anak menggunakan caranya
Strict parent terkadang memaksa anak-anak melakukan segala sesuatu dengan cara tertentu. Meskipun ada saatnya anak-anak membutuhkan instruksi orang dewasa, penting untuk memberikan fleksibilitas dan kreativitas.
10. Memuji hasil daripada usaha
Strict parents biasanya tidak memberikan banyak pujian. Mereka menyimpan afirmasi untuk kesempurnaan, bukan usaha.
Jika kita hanya memuji anak karena mendapat nilai 100 dalam ujian, atau karena mencetak gol terbanyak dalam permainan, anak mungkin berpikir bahwa cinta dari kita bergantung pada pencapaian tinggi.
11. Membuat ancaman
Strict parents membuat ancaman yang keterlaluan secara teratur. Mereka sering mengatakan hal-hal seperti, “Bersihkan kamarmu sekarang atau aku akan membuang semua mainanmu ke tempat sampah!”.
Baca Juga: Otoriter Hingga Demokratis, Yuk! Kenali 4 Gaya Pengasuhan Anak
12. Fokusnya selalu belajar
Orang tua yang ketat sering kali mengubah setiap aktivitas menjadi semacam pelajaran wajib.
Anak-anak tidak dapat mewarnai gambar tanpa ditanyai tentang warna mereka, atau mereka tidak dapat bermain dengan rumah boneka kecuali mereka terus-menerus diingatkan tentang penempatan furnitur yang tepat.
Padahal, bermain itu sendiri memberikan kesempatan untuk imajinasi dan kreativitas, serta dapat menjadi pelarian yang hebat dari struktur dan rutinitas normal.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)