NOVA.id - Naiknya harga LPG non-subsidi trending di twitter. Netter pun banyak mengeluhkan hal tersebut di aplikasi media sosial berlogo burung biru tersebut.
Ya, PT Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga kembali menaikkan harga LPG mulai 10 Juli 2022.
Harga LPG atau elpiji yang naik adalah ukuran 5,5 kg dan 12 kg alias elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas.
Selain elpiji, Pertamina Patra Niaga juga melakukan penyesuaian harga untuk produk bahan bakar khusus (BBK) atau BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.
Sedangkan untuk harga BBM subsidi, yakni Pertalite, Solar, dan elpiji 3 kilogram, Pertamina memastikan tidak naik.
Kendati demikian, Pertamina mengisyaratkan kemungkinan adanya penggunaan aplikasi MyPertamina untuk menghindari migrasi pengguna elpiji 12 Kg ke tabung melon ukuran 3 Kg.
Dilansir NOVA.id dari Kompas.com, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, terkait dengan adanya potensi migrasi pengguna elpiji ke tabung gas subsidi, seperti yang terjadi saat Pertamina menaikkan harga jual Pertamax, yang mendorong masyarakat migrasi ke Pertalite, pihaknya mengaku masih melakukan pengembangan sistem pada aplikasi MyPertamina.
Saat ini aplikasi MyPertamina tengah dalam uji coba untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Solar dan Pertalite.
Namun, uji coba ini masih dalam tahapan pendaftaran, dan belum sampai ke tahapan implementasi QRIS. Tidak menutup kemungkinan kebijakan serupa akan diterapkan pada pembelian elpiji ukuran 3 kg.
Baca Juga: Pertamina Pastikan Harga Pertalite, Solar, dan Gas Elpiji 3 Kg Tidak Naik
“Masih pengembangan sistem ya. Tentunya ini perlu dikoordinasikan juga dengan stakeholder terkait,” kata Irto kepada Kompas.com, Senin (11/7/2022).
Sebagai informasi, Pertamina melakukan penyesuaian harga untuk produk bahan bakar non subsidi, elpiji 12 kg sekitar Rp 2.000 per kg mulai Minggu (10/7/2022).