Kiat Jalin Cinta dengan Duda Beranak Remaja, Tak Cukup dengan Cinta

By Dinni Kamilani, Rabu, 20 Juli 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi: Jalin Cinta dengan Duda Beranak Remaja (insta_photos)

NOVA.id - Konflik antara artis Nathalie Holscher dan anak sambungnya, Putri Delina, hinggakini masih menjadi sorotan.

Bahkan dalam podcast bersama Azriel Hermansyah, Putri Delina yang juga anak dari komedian Sule ini blak-blakan sempat kesulitan menerima Nathalie Holscher sebagai ibu sambungnya.

Terlepas dari kasus yang tengah dialami oleh keduanya, keberadaan anak sambung dalam hubungan percintaan seorang perempuan dengan duda memang kompleks.

Sehingga, jika kita sebagai perempuan yang akan menikah dengan seorang duda, perlu mempertimbangkanya dengan lebih bijak.

Apalagi kalau anak dari pasangan kita ini sudah beranjak remaja atau dewasa.

Baca Juga: Hati-Hati, Silent Treatment Bisa Bikin Hubungan dengan Pasangan Kandas

“Anak sendiri saja sudah pasti kita ada tantangannya sendiri. Apalagi kalau kita tahu anak itu sudah terbiasa berkembang tanpa kita. Jadi, memang harus ada penyesuaian,” ujar Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht, C.Est, Psikolog., psikolog klinis dewasa, kepada NOVA.

Dengan begitu, sebelum mantap memutuskan menikah dengan duda, perlu disadari sejak awal risiko-risiko ataupun kesulitan yang mungkin terjadi ke depannya. Memang hal-hal apa saja sih yang mesti kita pertimbangkan?

1. Bicarakan Soal Trauma

Menikahi seorang duda sudah pasti kita bukan yang pertama. Bisa jadi pasangan ditinggal pergi selamanya oleh istri sebelumnya atau bisa juga pasangan kita pernah gagal berumah tangga hingga akhirnya memutuskan berpisah atau bercerai.

Baca Juga: Suami Cemburu pada Anak, Mana yang Lebih Prioritas Buah Hati atau Pasangan?

“Kita harus tahu risiko-risikonya, bahwa orang tersebut pertama-tama mungkin memiliki trauma dengan pernikahan. Apakah trauma itu bisa dihadapi bersama dan saling memulihkan atau mungkin malah jadi menyakitkan,” kata Alexandra.

Tentu kita harus mendiskusikan masalah trauma ini bersama pasangan, sekaligus meyakinkan diri sendiri apakah mampu menghadapi risiko tersebut.

2. Tanyakan Kesiapan Diri Sendiri

Pertimbangkan tentang kesiapan kita untuk menjadi orangtua sambung. Khususnya jika memang kita belum pernah memiliki anak sebelumnya.

“Pasti akan kaget, harus langsung bahkan mungkin dengan jumlah anak yang lebih dari satu. Mungkin anaknya sudah dewasa, sudah memiliki pendapatnya sendiri-sendiri. Itu yangharus dipertimbangakan,” ujar Alexandra.

Baca Juga: Pergoki Suami Nonton Video Porno, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

3. Habiskan Waktu Bersama Anak Sambung

Jika sudah yakin, sebelum menikah sebaiknya kita sudah mulai sering menghabiskan waktubersama anak dari calon pasangan kita.

Sehingga kita dapat membangun kedekatan secara emosi dengan mereka. Tak lupa juga untukmengapresiasi anak sambung kita sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Misalnya, mengapresiasi nilai anak yang pintar matematika. Atau misalnya anak sambung kuliah di bidang teknologi komputer, enggak apa-apa sesekali kita minta tolong dia untuk membantu kita di masalah komputer atau pemrograman.

Tujuannya supaya mereka tahu kita menghargai dan membutuhkan mereka juga. Mereka akantahu jika mereka pun memiliki peran di dalam keluarga baru ini.

Baca Juga: Melaporkan Pasangan KDRT Bukan Aib, Kapan Korban Harus Bicara?

 

4. Pastikan Relasi dengan Mantan

Tak kalah penting, ketahui dan diskusikan juga bagaimana hubungan pasangan dengan mantan istri.

Khususnya jika menyangkut keuangan, misal masih ada pekerjaan yang harus dilakukanbersama. Semua harus diperjelas sehingga tidak ada salah paham yang mungkin saja melanda. Tapi jangan batasi hubungan antara anak dan ibu kandungnya jika memang masih ada.

Atasi Cemburu dengan Mantan

Wajar kok, kalau kita merasa cemburu dengan mantan istri dari pasangan kita. Tak bisa dimungkiri kalau mereka memiliki masa lalu bersama.

Bisa jadi sang mantan lebih tahu kebiasaan ataupun kesukaan dari pasangan kita. Itu saja sudah bisa bikin cemburu.

Baca Juga: Kenali Kemampuan Diri, Begini Tips Dampingi Pasangan dengan Masalah Mental

“Tapi yang terpenting kita perlu ingat bahwa mereka itu masa lalu, tapi Anda dan pasangan adalah masa depan,” ujar Alexandra.

Sehingga dibandingkan terus menerus memikirkan masa lalu, lebih baik memikirkan dan merancang masa depan.

Tapi jika rasa cemburu terjadi berkepanjangan, ada baiknya cari pertolongan profesional, karena bisa jadi ada masalah yang lebih jauh perlu dicari penyelesaiannya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)