"Kalau yang dari ibu itu ada faktor yang bisa dikontrol dan tidak. Yang bisa dikontrol misalnya, ibu seharusnya tidak makan makanan mentah, tapi dilanggar. Maka akan menyebabkan infeksi yang bisa mengakibatkan keguguran."
"Kalau yang tidak bisa dikontrol itu usia, baik dari ibu maupun ayah. Usia ibu mempengaruhi keseluruhan ya, di atas 35 tahun biasanya risiko keguguran lebih tinggi. Apalagi di atas 40 tahun," sambungnya.
Selain ibu, ternyata ada faktor risiko keguguran dari pihak ayah.
Umur ayah juga ikut menyumbang tinggi atau rendahnya risiko keguguran.
"Tapi usia ayah juga ternyata mempengaruhi kemungkinan keguguran lebih tinggi kalau usianya sudah lanjut," jelasnya.
Perlu diketahui, risiko keguguran ini akan menurun seiring bertambahnya usia kehamilan.
"Semakin tinggi usia kehamilan maka semakin rendah risiko keguguran."
Baca Juga: Bukan Infertilitas, Ini Faktor yang Bikin Peluang Hamil Semakin Kecil
"Kalau bicara angka risiko keguguran sekitar 10 persen di kehamilan 4 minggu atau satu bulan. Tapi dia akan semakin turun ketika dia sudah 10 minggu (2-3 bulan), itu turun angkanya di bawah satu persen," papar dokter Maitra.
Mengenai gejala, sebenarnya keguguran menunjukkan tanda yang tidak jauh berbeda antara satu kasus dengan yang lainnya.