Patut Bangga, Fenomena Citayam Fashion Week Ternyata Model Ekonomi Kreatif!

By Dr. Agus Sugiarto, Selasa, 2 Agustus 2022 | 10:39 WIB
Citayam Fashion Week (dok.Kompas.com/Cynthia Lova)

Singkat kata industri yang berbasis ekonomi kreatif sebenarnya sudah sangat banyak dikenal di Indonesia.

Namun demikian, munculnya Citayam Fashion Week justru akan lebih memperkuat kehadiran ekonomi kreatif di Indonesia.

Baca Juga: Berinvestasi di Saat Pandemi? Siapa Takut!

Dampak ekonomi

Sahabat NOVA, hadirnya Citayam Fashion Week bukan hanya sekedar tempat bagi setiap orang untuk mengekspresikan bakatnya di bidang fashion, melainkan juga memiliki dampak ekonomi yang relatif besar apabila mampu dikembangkan dan dikelola dengan baik.

Kita bisa belajar dari pengalaman negara-negara maju yang memiliki industri kreatif sangat besar, bahwa nilai ekonomis dari industri kreatif itu sendiri tidak main-main nilainya.

Sebagai contoh, di Inggris ekonomi kreatif menyumbangkan sekitar 115,9 miliar pounsterling (sekitar Rp 2.085 triliun dengan kurs Rp 18.000) ke dalam ekonomi Inggris pada tahun 2021.

Bahkan mereka mampu menyerap sekitar 2,1 juta lapangan pekerjaan di berbagai bidang industri yang berbasis kreatif.

Di Amerika Serikat sendiri, ekonomi kreatif menyumbangkan sekitar USD 919,7 miliar (sekitar Rp 13.795 triliun dengan kurs Rp 15.000) di tahun 2021.

Industri kreatif di negara tersebut menyediakan sekitar 4,6 juta pekerjaan, salah satunya yang terbesar adalah industri perfilman di Hollywood.

Ekonomi kreatif di Australia menyumbangkan sekitar USD 115 miliar (sekitar Rp 1.725 triliun), dengan membuka sekitar 600 ribu lapangan kerja.

Sedangkan di Singapore, ekonomi kreatif memberikan kontribusi sekitar 2,8%-3,2% terhadap PDB nasional negara tersebut.