NOVA.id - Digitalisasi berbagai aspek kehidupan membuka peluang tak terbatas pada bidang-bidang lain.
Salah satu yang mungkin luput dari perhatian adalah soal mekanisme Pemilihan Umum (Pemilu).
Selama ini Pemilu dilaksanakan secara konvensional dengan surat suara dan metode pencoblosan.
Namun kini muncul wacana soal Pemilu Digital dengan sistem E-voting.
Di beberapa negara maju, khususnya Eropa, praktik ini sudah lazim.
Salah satu negara yang terdepan dalam pengadopsian pemungutan suara digital yakni Estonia.Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyebut Estonia sudah menerapkan Pemilu Digital sejak 2005.
Hal itulah yang mendorong Johnny untuk mengusulkan hal serupa di Indonesia.
"Pengadopsian teknologi digital dalam giat Pemilu memiliki manfaat untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi dalam proses kontestasi politik yang legitimate, baik dalam tahapan pemilih, verifikasi identitas pemilih, pemungutan suara, penghitungan suara hingga transmisi dan tabulasi hasil pemilu," ujarnya, dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Pendaftaran Partai Politik Peserta Pemilu 2024 Ditutup, Ini 40 Parpol yang Resmi Mendaftar
Di beberapa negara di Eropa, sistem ini telah digunakan oleh hampir setengah penduduk negaranya.
"Dan ini telah memiliki sistem pemilihan umum digital di tingkat kota, negara dan di tingkat Uni Eropa yang telah digunakan oleh 46,7 persen penduduk. "
"Jadi bukan baru, termasuk KPU ini sudah lama juga menyiapkannya," sambungnya.
Johnny mengatakan, digitalisasi tahapan Pemilu juga tengah berlangsung di India.
Menurutnya, Komisi Pemilihan Umum di India telah bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi tengah mengembangkan teknologi blokchain.
Ia pun mendorong Indonesia melakukan benchmark, studi tukar informasi, pengetahuan serta pengalaman dengan India terkait pelaksanaan e-voting tersebut.
"Saat ini India is now using it! India sedang menggunakan blockchain untuk mendukung voting jarak jauh dalam pemilihan umum (televoting)."
"Diharapkan dapat direalisasi dalam pemilihan umum India tahun 2024 mendatang, sama seperti kita," ucap dia.
Pelaksanaan e-Voting tersebut, lanjutnya, melibatkan badan manajemen Pemilu atau electoral management board di skala nasional maupun skala sub-nasional seperti pemilihan anggota legislatif daerah.
Lebih lanjut, Johnny menekankan, hal yang perlu diperhatikan bukan hanya proses Pemilu secara digital saja.
Namun, kesiapan masyarakat untuk menjaga tingkat kepercayaan dalam setiap tahapan Pemilu termasuk saat verifikasi dan re-verifikasi data.
"Ini yang perlu kita perhatikan betul-betul dan tren digitalisasi Pemilu pun dapat dilihat dari ragam visi dan pengadopsiannya dalam tahapan pemungutan suara di beberapa negara di dunia," tandasnya.
Baca Juga: Sejak 2009 Pemilu Digelar Hari Rabu, Ternyata Ini Alasannya
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)